menurut sebagian orang menjadi pejabat itu adalah sesuatu yang mengenakkan
padahal di balik seseorang sedang menjabat suatu jabatan tertinggi dan ia sedang
bersungguh-sungguh terhadap apa yang sedang di jabat-nya maka pikiran-nya
malah semakin berat karena banyak memikirkan rakyat,lha pak presiden sby
saja sudah pusing tujuh keliling karena memikirkan rakyat-nya yang berjumlah
239.870.940(menurut survei bank dunia).kholifah umar bin khottob radhiyallahu anhu
saja ketika mau di angkat menjadi kholifah(kholifah=pemimpin rakyat untuk kaum seluruh dunia)
ketika mau diangkat menjadi kholifah saja menangis duluan karena khawatir ia tidak akan bisa
memimpin dan mengurus rakyat-nya dengan bijak justru ketika mau diangkat menjadi kholifah saja
ia malah mengatakan innalillahi wa inna lil lahi roji'un. lha kok pejabat di negeri indonesia kita tercinta
ini ketika mendapatkan jabatan yang di impikan-nya kok malah mengucapkan horee.... malah senang-nya
tidak karu-karuan,seharus-nya jika seseorang dititipi jabatan seharus-nya ia sedih bukan malah senang.
justru negara yang mana rakyat-nya mencalonkan orang lain menjadi pejabat malah negara tersebut akan lebih
makmur dan sejahtera dibandingkan dengan negara yang rakyat-nya mencalonkan diri-nya menjadi pejabat
maka negara tersebut akan lebih mudah hancur,lihat saja itu negara cote de ivyore (lokasi di afrika barat) tunisia,mesir malah terjadi kerusuhan massa akibat rakyat-nya mencalonkan diri-nya menjadi pejabat.
diantara orang-orang dibawah ini yang mencalonkan diri-nya menjadi pejabat adalah:
1presiden soeharto(indonesia)
2.presiden husni mubarok(mesir)
3.presiden ben ali(tunisia)
dan jika rakyat melihat ada seseorang di sekitar-nya berakhlak bagus dan ia mepunyai kereligiusan yang tinggi ,pintar dalam ilmu sains dan teknologi dan ekonomi maka sebaik-nya rakyat tersebut harus segera mencalonkan orang yang saya sebutkan demikian tadi.justru pemimpin yang tidak ambisius terhadap jabatan-lah yang tidak dapat memakmurkan negeri ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H