Mohon tunggu...
Benjamin BennethArfianto
Benjamin BennethArfianto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius

Seorang pelajar sederhana yang ingin menyampaikan pendapatnya melalui beberapa artikel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sistem Ganjil Genap Penyebab Kemacetan yang Lebih Parah

4 April 2023   15:14 Diperbarui: 4 April 2023   15:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui, macet di kota Jakarta adalah suatu hal yang sangat menyebalkan bagi kita namun sayangnya hampir tidak dapat kita hindari dan harus dihadapi setiap hari hampir oleh seluruh penduduk kota. Oleh sebab itu, untuk mengatasi macet, pemerintah kota Jakarta menerapkan peraturan sistem ganjil-genap atau yang biasa disebut sebagai sistem gage, dimana sistem ini mengatur lalu lintas pada jalan-jalan tertentu agar hanya kendaraan yang berplat nomor ganjil atau genap sesuai dengan tanggalnya yang diperbolehkan melalui jalan tersebut (mobil ganjil pada tanggal ganjil dan mobil genap pada tanggal genap).

Dengan adanya sistem ini, diharapkan agar penumpukan lalu lintas dapat berkurang dan masyarakat juga bisa menggunakan kendaraan alternatif lain melalui kendaraan umum seperti kereta, bus transjakarta, dll. Namun, pada kenyataannya yang terjadi adalah justru kebalikannya, dimana terjadi penumpukan yang lebih parah pada jalan-jalan alternatif.

Sistem ganjil genap memang berhasil mengurangi volume kendaraan pada jalan-jalan tertentu dimana sistem gage diterapkan, namun ternyata hal ini menyebabkan efek samping dimana terjadi penumpukan kendaraan di ruas jalan alternatif lain, sehingga pengurangan penumpukan lalu lintas tidak terjadi namun justru hanya berpindah dari satu jalan ke jalan yang lain, alias kemacetan hanya beralih ke jalan alternatif. 

Belum lagi jalan alternatif pada umumnya lebih sempit dari jalan biasa sehingga bisa menghasilkan macet yang lebih parah, terutama pada saat jam-jam sibuk dimana terjadi banyak mobilitas sehingga banyak dari pengemudi yang juga berpindah ke jalan alternatif meskipun tidak terkena ganjil genap. 

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi, Deddy Herlambang, juga mengatakan bahwa adanya sistem ganjil genap ini justru memperparah macet dengan bertambahnya jumlah mobil yang beroperasi di jalan raya, karena ada beberapa orang yang memiliki mobil lebih dari satu lantaran adanya kebijakan ganjil genap, sehingga satu mobil digunakan untuk pelat nomor genap dan satu mobil digunakan untuk pelat nomor ganjil. Sehingga, tujuan untuk mengurangi penumpukan lalu lintas tentu saja tidak tercapai oleh kebijakan ini. 

Rekayasa sistem ganjil genap oleh masyarakat sebenarnya juga mirip dengan apa yang terjadi dengan sistem 3 in 1 yang sudah dihapus karena menimbulkan masalah sosial, dimana ada banyak joki-joki yang berkerumun pada ruas penggal jalan pintu masuk sehingga menimbulkan police hazard tersendiri, seperti yang dikatakan oleh Mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Budiyanto. Hal ini menimbulkan banyak kriminalitas dimana joki mengambil barang dan lain-lain. 

Meskipun sistem gage tidak menimbulkan kriminalitas apapun, namun sistem ini juga menunjukkan bagaimana kebijakan pemerintah yang seharusnya membantu dalam memecahkan masalah macet justru membuatnya lebih parah lagi.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi macet di Jakarta, Budiyanto juga mengatakan bahwa sistem ganjil genap dapat diganti atau disertai dengan Electronic Road Pricing atau ERP sebagai mana yang sudah direncanakan oleh pemerintah Jakarta beberapa bulan ini. 

Lalu, juga bisa lebih efektif jika ditambahkan dengan tarif parkir tinggi. Namun, seluruh hal ini tidak akan mengubah apapun tanpa adanya pemberian fasilitas kredit kendaraan yang lebih selektif, dan juga penataan angkutan umum baik itu kereta, bus, atau lainnya dari aspek kuantitas dan juga kualitas, karena dengan adanya angkutan umum yang lebih baik, masyarakat juga akan lebih tertarik dan lebih mempertimbangkan untuk memakainya, sehingga tujuan pemerintah untuk mengurangi penumpukan lalu lintas dapat tercapai secara lebih efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun