Di samping itu, meskipun bernomenklatur "Riset dan Inovasi", BRIN tak sekadar ilmu eksak atau techno-junkie, ia meliputi ilmu sosial dan humaniora. Oleh sebab itu BRIN bisa "diberdayagunakan" untuk mengamati fenomena sosial masyarakat kita yang keblinger khilafah. Jumlahnya yang tak sedikit (meski sayup) menandakan kegagalan sistem pendidikan Nasional setelah 76 tahun merdeka, yang selama ini kebanyakan hanya berkutat di bidang akademis.
Kematian HTI yang kiprahnya dikenal sebagai pengusung khilafah, tak menghentikan narasi khilafah dalam ruang-ruang yang saat ini samar; OAK misalnya menggunakan term advokasi dan analis sosial. Populasi muslim terbesar adalah inang bagi gerakan tersebut untuk direalisasikan. Mirip dengan sejarah khilafah itu sendiri sejak Abu Bakr, objektifnya bukan soal konversi iman (ingat lagi soal populasi muslim terbesar, -red) melainkan invansi atau penaklukkan; yang secara logis dibuktikan lewat istilah rampasan perang jihad/holy war. "Proxy War!", tukas intel kompasianer.
Apakah Puan juga khawatir dengan keluhan ibundanya sendiri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H