Mohon tunggu...
Benito Rio Avianto
Benito Rio Avianto Mohon Tunggu... Dosen - Ekonom, Statistisi, Pengamat ASEAN, Alumni STIS dan UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Blogger, Conten Creator, You Tuber. Stay di Jakarta, tertarik dengan isu Ekonomi ASEAN dan perekonomian global. Aktif menulis di beberapa media. Menyukai pergaulan dan komunitas internasional. Berharap sumbangan pemikiran untuk kemaslahatan bangsa. Bersama Indonesia ASEAN kuat, bersama ASEAN Indonesia maju. https://www.youtube.com/watch?v=Y95_YN2Sysc

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sinergi dan Kolaborasi Transisi Energi pada masa Presidensi G20 Indonesia Berbasis Komunitas

8 Juli 2022   08:40 Diperbarui: 8 Juli 2022   08:42 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Indonesia pun telah berkomitmen dalam mempercepat transisi energi. Selain mematok target bauran energi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, Presiden Joko Widodo juga menegaskan komitmen Indonesia dalam pemenuhan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan pernyataan bahwa transisi energi harus mampu menciptakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Berbagai langkah diambil Kementerian ESDM untuk memuluskan jalan menuju target hijau tersebut. Salah satunya adalah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Berdasarkan hasil studi ASEAN Center for Energy (ACE) tahun 2021, sektor energi diperlukan berbagai dalam kegiatan ekonomi seperti industri, transportasi, pertanian, komersial, dan perumahan.  Kebutuhan energi pada berbagai aktivitas perekonomian terkendala dengan terbatasnya pasokan energi serta tuntutan penggunaan energi bersih (EBT).

Kabupaten/Kota di Indonesia

Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 mencatat, pada saat ini terdapat 514 kabupaten/kota yang terdiri dari atas 416 kabupaten dan 98 kota yang tersebar di seluruh 34 provinsi di seluruh Indonesia. Pulau Sumatera memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia, yaitu sejumlah 154, sedangkan Kepulauan Maluku mempunyai kabupaten/kota paling sedikit yaitu 21. Pulau Jawa memiliki 119 kabupaten/kota, sedangkan Kabupaten Sragen merupakan salah satu provinsi di Jawa Tengah yang memiliki 35 kabupaten/kota.

Sebagai Negara Anggota G20, sekaligus sebagai presidensi (ketua), Indonesia berkomintmen untuk mengurangi ketergantungannya dari energy fosil ke energy terbarukan (renewable energy/RE) dengan target capaian RE sebesar 23% pada tahun 2025, dan mencapai 30% pada tahun 2050.  Pada tahun 2020, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penggunaan RE masih relatif rendah yakni sebesar 11,2%.  Hal ini tentu saja perlu mendapat perhatian bagi kepala deerah, termasuk di Kabupaten Sragen. .

Dukungan Sustainable Energy Transitions bagi Kabupaten/Kota

Indonesia memiliki posisi strategis dalam Presidensi G20 tahun 2022 ini.  Indonesia merepresentasikan negara berkembang dan satu-satunya anggota G20 yang juga menjadi anggota ASEAN.  Sebagai catatan, keanggotaan G20 terdiri atas 11 negara maju dan 9 negara berkembang, terdiri atas 67% populasi dunia, menguasai 80% Produk Domestik Bruto (PDB), dan menguasai 75% perdagangan dunia.

Dalam masa Presidensi G20 ini, Indonesia perlu menerapkan tema transisi energi sebagai salah satu deliverables nya untuk dapat diterapkan di kabupaten/kota.  Apalagi jumlah kabupaten/kota jumlahnya cukup banyak (514) dan tersebar di berbagai pulau dan provinsi.  Selain itu, kabupaten/kota juga memiliki karateristik masing-masing dalam pengembangan RE. Untuk itu berbagai model pengembangan RE perlu di ketahui, dan dalam jurnal ini disajikan salah satu model yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berbasis komunitas.

Integrated Sustainable Energy Transitions terintegrasi berbasis Komunitas

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Sherpa Track G20, yang membahas isu-isu prioritas, salah satunya adalah Sustainable Energy Transitions. Untuk itu, Indonesia perlu menyampaikan implementasi Sustainable Energy Transitions yang terjangkau dan berkeadilan, juga terintegrasi berbasis komunitas untuk menjaga keberlangsungan (sustainable) energi transisi itu sendiri.  Selain itu, implementasi transisi dalam hal ini adalah penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS) yang terintegrasi dan berbasis komunitas sehingga membawa kemanfaatan bagi banyak pihak dan dapat berlangsung dalam jangka waktu lama (sustainable).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun