Mohon tunggu...
Benito Rio Avianto2
Benito Rio Avianto2 Mohon Tunggu... Guru - Dosen MK Statistika, Ekonomi indonesia, Metodologi Penelitian, & Metode Penelitian Kuantitatif

Love to share some issues on ASEAN, economy, humanity, palm oil, statistics

Selanjutnya

Tutup

Bola

Naturalisasi Pemain Sepak Bola dan Runtuhnya Kekuatan Republik Maluku Selatan (RMS) di Belanda

3 Oktober 2024   11:34 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:35 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diaspora sebagai Jembatan Nasionalisme:

Representasi di Timnas: Ketika pemain sepak bola keturunan Maluku yang sukses di Belanda atau negara lain memilih untuk bermain di Timnas Indonesia, ini mengirimkan pesan kuat tentang loyalitas dan hubungan emosional mereka dengan tanah air leluhur mereka, yaitu Indonesia.

Memperkuat ikatan dengan Indonesia: Sukses di kancah internasional membuat pemain-pemain ini menjadi figur panutan, tidak hanya bagi generasi muda di Maluku tetapi juga bagi komunitas diaspora. Mereka membantu memperkuat ikatan antara diaspora dan Indonesia, yang secara tidak langsung melemahkan semangat separatisme. Lihatlah betapa kuat jiwa Timnas Garuda saat menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Ttanah Airku yang menunjukkan betapa kuat jiwa nasionalisme dan patriotism mereka.

Runtuhnya Sentimen RMS

Reduksi dukungan RMS: Kesuksesan internasional yang dicapai oleh pemain sepak bola keturunan Maluku telah mengalihkan perhatian dari perjuangan politik RMS ke kontribusi konkret bagi Indonesia. Generasi muda diaspora Maluku semakin melihat bahwa mereka bisa memainkan peran aktif dalam membangun Indonesia tanpa harus mendukung gerakan separatis.

Penurunan relevansi ideologi RMS: Sepak bola menunjukkan bahwa integrasi dengan Indonesia adalah hal yang positif, baik bagi pemain maupun komunitas mereka. Hal ini mempengaruhi persepsi tentang relevansi gerakan RMS, yang semakin terlihat sebagai sesuatu yang usang dan tidak sejalan dengan aspirasi generasi sekarang.

Perubahan generasi: Generasi pertama yang mendukung RMS mulai menua dan ideologi separatis mulai kehilangan daya tarik di kalangan generasi muda. Mereka lebih fokus pada integrasi ke dalam masyarakat Belanda, termasuk melalui olahraga.

Sepak bola sebagai alat integrasi: Sepak bola menjadi sarana yang efektif untuk integrasi sosial dan budaya. Kesuksesan para pemain Maluku dalam tim nasional Belanda memperlihatkan contoh nyata bagaimana generasi muda diaspora lebih memilih jalur integrasi ketimbang separatisme.

Dampak sosial dan politik: Suksesnya pemain keturunan Maluku dalam kancah internasional turut mempengaruhi pandangan masyarakat Maluku di Belanda. Mereka mulai merasa bahwa identitas mereka bisa tetap terjaga tanpa harus mendukung ideologi RMS.

Hubungan Antara Naturaliasi dan Perubahan Sentimen

Simbol integrasi dan inklusi: Proses naturalisasi pemain sepak bola menunjukkan bagaimana masyarakat keturunan Maluku mulai merasa diterima di Belanda. Ini mengurangi kebutuhan akan gerakan separatis seperti RMS, yang dulu muncul karena perasaan keterasingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun