Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Book

Ini Novel Loh! antara Senang dan Tegang

16 Juli 2024   18:45 Diperbarui: 16 Juli 2024   18:56 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu buku banyak penulis sudah bukan asing lagi, meski cuma sebagai pupuk bawang tapi dengan tulisan yang berdiri sendiri tidak terkait satu sama lain.

Namun betapa kedernya ketika diajak mbak Widz menulis sebuah novel yang nantinya akan saling terkait dari penulis satu sampai penulis berikutnya. Sempat menolak karena sungguh ada rasa tidak percaya diri, ini novel loh. Kan saya aslinya bukan penulis bukan pengarang cuma senang nimbrung oret-oret saja.

Panas dingin ketika tiba giliran untuk menulis di bab itu (sampai lupa bab berapa) konsultasi pun dilancarkan, pada Engkong Felix, mbak Nita dan kuncennya Daeng Khrisna, maunya kepala saya begini tapi tertuangnya jadi begitu ya sudahlah yang penting ada bidannya biarlah puyengnya dirasakan beliau, pasti membawa berkah. 

Bayangkan cuma 5 hari jatah berpikir  buat satu bab, sudah bertanya-tanya pula pada mbak Heny Triana tentang situasi Jerman dan sebagainya biar tidak salah menggambarkannya (seribet itu pikiran saya hehe).

Saya sendiri terheran waktu baca mentahnya di web SKB yang masih mentahan kala itu. Cerita dalam Novel ini sangat seru dan luar biasa, mengisahkan adat istiadat yang belum pernah saya tahu sebelumya dari daerah Makasar. Bak novel romantis ala detektif pula. Bagaimana tidak seru dari Makasar ke Jerman eh ke Makasar lagi terus ke Jawa Timur. Asyik loh ceritanya.

Rasa senang dan tegang campur aduk jadi satu, senangnya bisa satu buku dengan para penulis kawakan Kompasiana (kompasianer) dan penulis top lainnya, tegangnya ya takut tidak sesuai jalan cerita atau tidak nyambung tapi saya yakin Daeng Kuncen juga tambah tegang nggliyeng pula memoles tiap bab agar jadi bagus, selaras dan utuh. Mbak Widz pun pasti tidak kalah tegang manakala mencari penerbit yang bersedia mengusung karya keroyokan ini. 

Ah mbak Widz Stoops begitu baik hati dan berani dengan ide kenthirnya, bravo buat Daeng Marewa, para pengurus SKB dan eskaber untuk lahirnya Novel bhineka tunggal ika ini, tak lupa untuk teman kami mendiang Indra Rahardian, novelnya sudah terbit kawan, Kapak Algojo dan Perawan Vestal.

Yang punya dendam jangan segan baca novel ini ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun