Kawan, lihatlah. Lihat kedua kakiku
Luka dan sisa darah masih ada di sana
Berbalut kain kasa yang mulai kusam
Lihat, lihatlah jemari tangankuÂ
Meremas angin pun, aku sudah tak mampu
Setidaknya aku masih bisa melambaikan tangan
Entah untuk perjumpaan atau perpisahan
Bukankah kita sama?
Tidak?
Oh ya, ada sedikit perbedaan saja
Sesekali memang perlu membayangkan banyak perjalanan, ngilu ataupun syahdu
Aku juga menyukai hal itu
Sekarang ataupun lalu
Ada sedikit rangkaian kata untukmu
Selendang Emakmu yang kau simpan
mungkin (dulu) mampu menghapus genangan di pelupuk mata yang kau tahan
Cinta yang tak berbentuk cinta pun harus kau sisihkan
untuk anak-anak yang telah terlahir dengan sayang
Hidup sekarang ibarat dunia mimpi yang harus dijalani sebelum terbangun nanti
Kadang kita butuh keajaiban, seperti panggung para pesulap.
Siapa yang tak suka keajaiban,
karena tak ada yang tak mungkin, bukan?
Kamu pasti akan memeluk kebahagiaan, entah datangnya lewat tangan siapa.
April,2023
(Untuk kenalanku, sahabatku, guruku Ayah Tuah, HBD 28042023)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI