Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puasa

29 Maret 2022   03:26 Diperbarui: 29 Maret 2022   05:13 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/6aj14Xw

Mak, sebentar lagi Ramadan, kita wajib berpuasa?

Tapi mengapa pikiranku selalu kacau saat berpuasa?

Harusnya pikiranku juga berpuasa kan, Mak? Bukan hanya perutku saja

Pikiranku harus bisa mengendalikan perutku, bukan perutku mempengaruhi pikiranku

Mengapa mataku juga tak henti-hentinya berkolaborasi dengan hati, mengomentari hal-hal yang bukan menjadi urusanku?

Pak, apakah kita sudah benar-benar puasa?

Puasa itu urusan manusia dengan Tuhannya, bukankah begitu, Pak? Seperti kata Nenek

Kakek juga berpesan, agar kita selalu rendah hati, bukan berbangga-bangga di atas kekurangan orang lain

Berbagi kebahagiaan itu lebih baik 

Aku membaca pamflet-pamflet juga spanduk terpampang lebar di tepi jalan tak ketinggalan media sosial, tertulis ajakan untuk menghormati umat yang sedang berpuasa

Dan Emak pun berkata agar aku juga bisa menghormati mereka yang tidak berpuasa

Karena orang  yang meraih kemenangan itu mampu menahan diri dan berpuasa dengan haqiqi 


Dini hari,  Maret 2022

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun