Mak, sebentar lagi Ramadan, kita wajib berpuasa?
Tapi mengapa pikiranku selalu kacau saat berpuasa?
Harusnya pikiranku juga berpuasa kan, Mak? Bukan hanya perutku saja
Pikiranku harus bisa mengendalikan perutku, bukan perutku mempengaruhi pikiranku
Mengapa mataku juga tak henti-hentinya berkolaborasi dengan hati, mengomentari hal-hal yang bukan menjadi urusanku?
Pak, apakah kita sudah benar-benar puasa?
Puasa itu urusan manusia dengan Tuhannya, bukankah begitu, Pak? Seperti kata Nenek
Kakek juga berpesan, agar kita selalu rendah hati, bukan berbangga-bangga di atas kekurangan orang lain
Berbagi kebahagiaan itu lebih baikÂ
Aku membaca pamflet-pamflet juga spanduk terpampang lebar di tepi jalan tak ketinggalan media sosial, tertulis ajakan untuk menghormati umat yang sedang berpuasa