"Gilak! pinter dia, artikelnya AU. Aku nulis sampai jempolku ngilu cuma dapat pilihan."
"Baru tahu to? Dia memang gila kan? Dari awal aku kenal, dia memang gila, Pak Ustad Ro, baru tahu ta? sampean kemana aja?"
"Sontoloyo, emboh!"
"Ye.. Â Pak Ustad Ro ini selalu saja marah, tuh jamaah pada ngacir semua."
"Yo, ben. Hora opo-opo. Wis kono, ngalih!"
"Ciee, nesu. Pak, gak ikut a?"
"Opo maneh?'
"Nyari orang brewok."
"Sopo to? Ning ndi?"
"Di hutan."
"Halah, kamu ini ada-ada aja, kopler bin kenthir, mosok ngajak kok nyari orang brewok di hutan."
"Seru loh, ntar dapat hadiah bagi siapa yang hari ini bisa membuat dia keluar dari hutan tempat dia sembunyi."
"Hoaks, paling juga kamu sendiri, wong nggak ada pengumuman."
"Hla Pak Ustad tidak percaya sama saya ya?"
"Blasss."
"Olrait, oke deh gak apa gak percaya, tapi tadi saya ketemu sama pak Camat dan kawan-kawannya sedang pergi ke hutan."
"Pak Camat ngendi?"
"Pak Camat gang Sapi."
"Edan kamu! Apa ada Pak Camat gang sapi?"
"Isshh, kesel deh ngasih tahu pak Usatad ini, capek pakai laper banget. Mana tadi pagi aku cuma sarapan kerupuk, sudah jauh-jauh ke sini ngabari disagka hoaks lagi. Embelgedes."
"Ciee, nesu. Hehehe. Opo kowe iki, gitu saja sudah merajuk. Wis gini aja saranku, dengar baik-baik."
"Apa saran baiknya, Pak Ustad?"
"Mari kita mancing."
Gubraakkk!!! Ketiban kendi kakiku
"Ya ampun Pak Ustad, sampean gak kangen sama orang brewok?"
"Enggak, malah dia yang kangen aku kok."
"Bisa gitu ya?"
"Bisa ae lah, kan Ustad Suro gitu loh."
"Sik ta, hla kamu mau ngajak aku ke hutan nyari orang brewok, buat apa sebenarnya?"
"Karena sekarang tanggal 20."
"Terus kalau sekarang tanggal dua puluh itu kenapa? Apa mau nyukur brewoknya?"
"Semua sudah pada nungguin di gang Sapi, ada sesuatu."
"Keliru kamu, tadi loh pada ngumpul di sungai Rhein."
"Kata siapa, Pak?"
"Hennie, katanya mau rujakan apa tadi ya, rame-rame di tepi sungai, di Jerman lagi, udah pada di sono tuh, tapi yang mau dirujak masih ngumpet di hutan."
"Oh, aku ketinggalan kabar."
"Mangkanya."
"Ayok dah, kita suruh keluar dari perngumpetannya."
"Perngumpetannya gundulmu. Bahasa apa itu, dibaca Daeng Khrisna kena semprit nanti."
"Becanda, Pak Tad, masak serius aje."
"Yo wis, kunu ndang disiapke nyari wong brewok di hutan. Terus nanti ke sungai naik apa kalau sudah ketemu?"
"Pesawat lah."
"Pesawat opo?"
"Pesawat telepon, hehehe."
"Plak!", "Hora sopan."
"Ngeplak apa, Pak? Nyamuk?"
"Wis, Ayo berangkat ke hutan."
"Jalannya bukan lewat situ."
"Hutan mana, se?"
"Hutan Curup, hehee"
"Curup?"
"Yap!"
"Zaldy to orang brewoke?"
"Yap!"
"Owalah, bilang kek dari tadi. Dia dibalik pintu ruang tunggu."
"Ruang tunggunya di mana, Pak Ustad?"
"Di hutan."
Siiuuttt ... Dueerrrr! Pletak! Pletak!
Kembang apinya sudah meletus duluan saking gregetnya.
Siang, 20 Oktober 2021
#HappyBornDay Maz Zaldy atau Babang Jack, suit ... suiiitttt ... cetak!
*cerita ini hanya fiktif belakaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H