Mereka saat ini terabaikan, jatah kesejahteraan masih tersangkut di dasi para pembesar, di gincu nyonya besar.Â
Aku pun begitu, menantikan rindu yang jauh menghilang meninggalkan dalam kekal luka membayang, status kami sama meski baju kami berbeda, sebagai pengemis atas apa yang kami pinta dan inginkanÂ
Hanya secangkir kopi kenangan selalu menemani kureguk perlahan dalam etalase sunyi. Â Banyak cinta tersimpan di dada tanpa lembaran kata yang setiap hari semakin berkurang nilainya.Â
Tentang angka-angka dihitung menjelang katup mata tergantung. Tentang desah napas yang semakin hari semakin pelan juga sahabat hilang perlahan selamanya. Saat hujan pagi hari!
Ruang kata, 06 Oktober 2021
Puisi karya Pak Ping
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H