Beberapa hari lalu saya membaca berita seorang YouTuber yang memutuskan menikah tanpa mempunyai anak. Â
Tidak serta merta saya tanggapi, karena sepertinya itu adalah hak pribadi dalam kehidupan seseorang. Bukan suatu hal yang penting untuk dibahas atau didiskusikan secara umum.
Seseorang yang sudah dewasa pasti sudah bisa membuat rencana sendiri, ibarat peta hidup dalam pikiran sudah dibuat. Apakah ingin begini atau begitu.
Tapi kenyataannya menjadi sesuatu yang asik untuk melahirkan banyak opini. Kadang komentar dalam hati pun ada loh saat membaca judulnya saja, padahal belum membaca isinya secara keseluruhan.
Seperti saya ini, hanya membaca judulnya, sok paham dengan berkomentar  dalam hati. Beberapa alasan versi saya tentang keputusan seseorang tidak ingin mempunyai anak:
1. Mungkin dunia sudah tua
2. Mengasuh anak di zaman ini banyak resikonya
3. Mungkin ada alasan lain dari segi kesehatan
4. Ekonomi atau keuangan
5. Emosional
6. Takut gagal menjadi orang tuaÂ
7. Trauma
8. Ingin menikmati hidup berdua tanpa beban
Umumnya manusia memang berusaha untuk menghadapi masalah dan mencari solusi terkait dengan amanah (anak). Bila ada yang tidak ingin mempunyai anak maka itu memang tidak umum, tapi pasti ada alasan tersendiri dan hanya mereka yang tahu.
Masalah memiliki anak atau tidak, bagi saya pribadi semua kembali pada pribadi masing-masing. Kita tidak akan pernah tahu sebuah kenyataan tapi pasti setiap orang mempunyai rencana. Sebagai pembaca mengapa harus ada yang menghujat?
Saya pernah berencana mempunyai tujuh anak, namanya rencana, tidak tahu nanti bagaimana melakoninya. Belum tujuh sudah ngos-ngosan melihat kenyataan yang jauh panggang dari api, hehehe.
Bisa jadi seseorang yang merencanakan menikah tanpa anak juga tidak tahu bila nanti tiba-tiba atas kehendakNya ternyata diberi momongan meskipun sudah menghindar dengan berbagai cara. Â
Saya pernah membaca pada sebuah majalah tahun 80-an, ada seorang pasangan resmi yang memutuskan tidak memiliki anak, dengan alasan mereka lebih baik mengasuh anak dari keluarga yang kurang mampu dan yatim piatu. Mereka merasa tidak percaya diri untuk mendidik amanah maka lebih baik membantu pendidikan anak-anak itu. Saya lupa siapa nama pasangan itu.
Dulu belum ada media sosial canggih seperti saat ini, jadi tidak ada netizen yang memberi komentar atau menghujat atas keputusannya itu. Beda dengan sekarang ini, sebainya tidak perlu diberitakan secara terbuka bila tidak ingin mempunyai anak, bisa jadi dalam isi berita ternyata karena masih sekolah atau kuliah dan entah alasan apa lagi.
Kalau pun memang tidak ingin mempunyai anak sampai akhir hayatnya tidak perlu dipermasalahkan dan sabaiknya juga tidak penting untuk diumumkan.
Salam
Malam Minggu, 28 Agustus 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI