Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tidak Dibelikan Mainan Truk Oleng, Akhirnya Membuat Sendiri dari Kardus Bekas

2 Agustus 2021   05:12 Diperbarui: 2 Agustus 2021   15:17 4598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Taman Kanak-kanak si bungsu saya sudah distimulus untuk membuat sesuatu dari barang bekas,  berkreasi, membuat sesuatu dari barang bekas. Kardus dan botol bekas yang sering neneknya sodorkan agar dibuat mainan. 

Bungsu saya selama 7 tahun diasuh ibu saya tanpa  ada gawai pintar. Hanya ada gawai lama harga 150 ribu an. Otomatis dia tidak bisa membuka dunia maya. Hanya televisi hiburan audio visualnya waktu itu.

Tidak ada teman sebaya, tidak ada gawai pintar, membuat neneknya mencari akal dengan memberi barang bekas tadi agar anak saya tidak bosan dan ada kegiatan yang asik. 

Pertama kali yang dia buat adalah baju robot dari kardus bekas susu formulanya. Tidak merubah bentuk kardus, hanya dibuka penutup atas bawahnya lalu dimasukkan dalam kedua tangan dan ledua kakinya. Satu kardus diberi dua lubang mata dan satu lubang hidung lalu dijadikan topeng.

Karya berikutnya dia buat mobil-mobilan dari bekas bungkus pasta gigi. Setiap saya jenguk dia menunjukkan hasil karyanya, baik itu gambar atau bentuk kreasi tangan.

Ketika dia mulai ikut saya,  selalu minta izin ke BSM (bank sampah di RW) dan selalu pulang dengan membawa barang-barang bekas.

Kalau saya tanya buat apa,  selalu dijawab buat keterampllan.  

Dia lebih sering membuat bentuk kendaraan roda empat. Pernah suatu hari sebelum pandemi dia pulang dari sekolah menunjukkan pada saya mobil mainan dari bekas bungkus rokok,  bentuknya seperti mobil balap, saya tidak percaya kalau itu buatannya,  dia mulai mencari bekas bungkus rokok dan menunjukkan di depan saya bagaimana dia membuat mobil-mobilan itu.

Ini hasil kreasinya dari korek bekas, bentuk sepeda motor. Dia menirukan dari sebuah kanal YouTube, saat pinjam gawai saya. Dia selalu mencari kegiatan saat tidak bisa memegang gawai,  atau menunggu saya pinjami.

Foto Swarna
Foto Swarna

Sampai sekarang saya selalu membatasi meminjami gawai. Kalau pun terpaksa itu karena untuk menghilangkan jenuh. Yang dilihat pun tentang cara membuat ini itu atau bermain minecraft. Beberapa hari lalu dia menanyakan jumlah tabungannya,  ketika saya tanya untuk apa,  dia jawab untuk membuat truk oleng.

Saya tidak langsung menuruti keinginannya. Saya cuma bertanya, apa tidak malu mainan truk seperti anak-anak? Dia menjawab bahwa yang di kanal You Tube itu yang bermain orang dewasa,  truk dimodifikasi dengan lampu kerlap-kerlip bahkan ada yang dipasangi musik, menarik serta bagus.

Sebenarnya tidak tega juga kalau keinginannya tidak terpenuhi. Tapi saya berusaha untuk bertahan tidak membelikan.

Beberapa hari lalu saya melihat dia membawa kardus bekas, dan meminta ayahnya mencetakkan menjadi bentuk stiker gambar-gambar truk. Ternyata dia ingin membuat truk dari kardus bekas dengan ditempeli stiker yang diperoleh dari internet.

"Gak apa-apa, Buk, biar gak bisa oleng, cuma nggelinding biasa."

Saya cuma tersenyum geli.

Setelah stiker jadi dia mulai menempelkan pada kardus bekas dan digunting sesuai bentuk gambar. Saya perhatikan saja sampai truk karyanya sudah jadi, dan teman sepermainan mulai panggil-panggil ingin juga membuat  truk oleng.

Foto Swarna
Foto Swarna

Beberapa cara yang sebenarnya sudah dilakukan orangtua untuk mengajarkan atau menumbuhkan daya kreativitas pada anak antara lain

1. Memberikan Stimulus

Anak yang mempunyai daya imajinasi bagus dan memiliki bakat berkreasi maka sebaiknya memang langkah memberikan stimulus  selalu diberikan. Walaupun tidak memiliki bakat bila dorongan dan bimbingan selalu diberikan maka akan membiasakan anak untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kreatifitas. Ketika dia bisa menikmati hasilnya maka akan kecanduan untuk terus berkreasi.

2. Mengajarkan Kreasi Sesuai dengan Usia

Sesuaikan dengan kemampuan dan usia ketika akan menstimulus atau mengajak anak berkarya.

Mengajarkan kreasi pada anak dilakukan dari yang paling sederhana misal membuat boneka jari dari kertas-kertas bekas, membuat bunga, membuat mobil-mobilan sederhana dan masih banyak lagi.

Dari kegiatan berkreasi yang sederhana akan menumbuhkan imajinasi anak. Selalu katakan besok kita akan membuat apa lagi ya?

Semakin bertambah usia kreasi yang dibuat juga makin komplek. Bila anak sudah terbiasa tidak ada kata sulit.

3. Menyediakan Sarana dan Selalu Mengajak

Penyediaan sarana atau benda-benda yang akan dibentuk atau dikreasikan menjadi bentuk lain,  wajib ada beserta contoh pembuatannya.

Sediakan selalu gunting,  lem biasa,  lem tembak, cutter, barang bekas dan benda lainnya yang mendukung. Tanpa ada sarana tidak akan ada hasil.

Mintalah dia membuatkan sesuatu yang sederhana tapi penting misal celengan, tempat pensil, atau tempat tisu hanya dari barang bekas.

4. Mengawasi dan Mengarahkan

Biarkan anak bebas berkreasi dengan imajinasinya. Orangtua tetap menjaga, mengawasi juga mengarahkan sesuai usia. Mengawasi ketika mereka menggunakan benda-benda tajam atau panas (seperti cutter, gunting dan lem tembak). Mengarahkan saat menreka bertanya atau ada kesulitan ketika di tengah membuat karya.

Dengan bermain bersama juga melatih kelancaran berkomunikasi

5. Memberi Reward sebagai Penyemangat

Selalu katakan bagus dan luar biasa pada hasil karya anak,  bagaimanapun bentuknya. Mereka sudah berusaha untuk membuat yang terbaik.

Kata bagus akan menjadi penyemangat dan merasa karya buatannya benar-benar dihargai.

Orangtua pasti senang ketika musimnya anak bermain gawai, masih mau membuat ketrampilan dan berkreasi.

Ajak selalu membuat lagi dan lagi berbagai kreasi lainnya.

Hari ini mungkin hanya sebuah mainan,  bisa jadi kelak akan membuat sesuatu yang besar dan bermanfaat.

6. Foto dan dipajang

Foto hasil karyanya atau pajang di sudut ruangan atau buatlan tempat untuk memajang hasil karyanya.

Sudah puas dengan hasil karyanya, giliran membantu temannya membuat truk oleng mainan.

Membuat mainan sendiri dari barang bekas atau dari benda-benda yang ada akan menumbuhkan psikomotorik,  kognitif, dan afektif pada anak. Ayo membuat lagi!

Bilik Bermain,  02 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun