Saya kalau menulis judul di atas jadi ingat teman penulis di Kompasiana yang selalu mengawali judul yang akan dibahas dengan kata menyoal. Masalahnya, saya hanya ingin beropini saja di ruang ini. Tidak menyontek, paling ada sedikit mengulik takmengapa kan?
Tentang Hari Ibu, menurut saya, sependek pengetahuan saya dari kalimat hari ibu merupakan peringatan penghormatan kepada seorang ibu, entah siapa tokohnya, yang penting dia seorang wanita atau perempuan. Semua lapisan masyarakat terutama yang awam seperti saya pasti tahunya peringatan Hari Ibu untuk para ibu. Mengakui adanya perjuangan seorang wanita atau perempuan, titik.
Sebuah hal yang lumrah di kalangan masyarakat, jangankan saat ini beberapa tahun yang lampau pun, bila saat peringatan Hari Ibu saling memberi ucapan selamat pada para wanita yang sudah menjadi ibu. Bedanya, saat ini ada fasilitas media sosial, yang mudah dilihat semua orang sedunia.
Nah apa salah mengucapkan selamat Hari Ibu untuk ibu mereka?
Secara sengaja, saya sempatkan membaca kiriman email dari editor Kompas, walau tema yang dibicarakan bukan tentang hari Ibu tapi saya baca, siapa tahu ada informasi penting. sampailah pada arsip web, sungguh saya sebenarnya jarang klik arsip itu, entah kali ini ingin melihat.
Masuklah ke Kompas.com, setelah membaca artikel Pak Wisnu, sampailah pada daftar artikel yang sedang up to date. Saya tertarik pada judul yang berhubungan dengan Hari Ibu, saya klik, maka tahulah saya sejarah ditetapkannya Hari Ibu.
Walaupun begitu bagi saya, tidak ada larangan untuk mengucapkan hari ibu pada orang tua masing-masing. Seorang Ibu adalah seorang wanita, seorang perempuan. Sejarah mengatakan tercetusnya hari ibu ketika Konggres Perempuan I berlangsung tahun 1928, tepatnya tanggal 22 Desember.
Sejarah mengakui perjuangan para perempuan, maka seyogyanya peringatan Hari Ibu ke 92 ini, dilandasi perjuangan yang sungguh-sungguh dari kaum perempuan, nah ibu juga kan?
Seperti saya cuplik dari Kompas.com, "Saya berharap perempuan-perempuan Indonesia sadar betapa berharga dirinya. Utamanya karena tidak pernah berhenti merawat perjuangan para perempuan Indonesia di masa yang lalu, dalam gerak sekecil apa pun, yang berarti melebihi apa pun." Ini lah harapan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawanti.
Sudah jelas bukan? Ibu adalah seluruh perempuan se-Indonesia, yang ada di wilayah Indonesia dan berdiri di tanah air ini untuk sebuah perjuangan. Apa yang diperjuangkan untuk saat ini? Oh banyak sekali terutama membangun pondasi yang kuat untuk menciptakan generasi yang berkarakter.
Tanpa dikomando, ibu-ibu jaman sekarang otomatis meneruskan perjuangan perempuan jaman dahulu. Dijelaskan dalam panduan peringatan hari ibu bahwasanya perempuan-perempuan Indonesia harus sadar bahwa dirinya begitu berharga dalam gerak sekecil apapun. Apatah seorang Ibu tidak termasuk di dalamnya?
Bisa kita lihat dari logo peringatan Hari Ibu ke 92 saat ini. Ada beberapa poin yang menjelaskan perihal filosofi logo tersebut (gambar di atas) saya cuplikan yang terakhir saja, untuk lebih jelasnya nanti bisa anda baca di sini.
Dilansir dari Kompas.com, adapun semangat perjuangan ini sebagaimana tecermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkap bunga melati dengan kuntumnya yang melambangkan:
1. Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak.
2. Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak
3. Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara
Sudah makin jelas bukan? Jadi biarkanlah mereka mengucapkan selamat Hari Ibu pada ibu mereka masing-masing, karena Ibu mereka juga bagian dari perempuan Indonesia.
Selamat Hari Ibu untuk Perempuan Indonesia
Salam
Malang, 22122020
Swarna
Ditulis untuk Kompasiana
Sumber bacaan dari sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H