Sengaja kubaca storymu
Lalu kusapa dirimu
Ada balasan yang melegakanku, kamu masih ada
Lalu kita berbicara tentang hal-hal yang tak penting
Tentang sebuah kehebatan juga kekecewaan
Hingga kupinta kau membuat puisi
Kau katakan tak bisa, dan mengelabuhiku dengan sebuah lirik lagu
Aku katakan itu puisi bagus akan kupasang di dindingku
Kau berkata jangan, karena itu sebuah lagu
Hmm, Â aku belum pernah tau lirik lagu itu
Kau katakan lagi itu tentang kereta
Aku berdesir membaca kata kereta
Tapi berusaha membuang embun yang mulai menggantung di mata
Kau tuliskan lirik lagu hingga akhir
Kuhela napas dalam-dalam
Ini sungguh menyedihkan
Kau bercerita lagi tentang sahabatmu yang menyanyikan lagu itu dan tak selesai pada kata kereta
Kau bilang kau tebali kata kereta
Kuucap hentikan, Â aku mengerti
"Itu kereta yang akan membawaku pergi" kau perjelas sekali lagi
Aku terdiam tak tahu apa yang akan kubicarakan, kau mengajakku tertawa, mulutku telah terkatup. merubah pembicaraan pun tak kan menghibur hatiku
Tak bisa kubendung lagi embun di mata luruh jua
Entah karena kata kereta, tentangmu, sahabatmu atau diriku sendiri
Aku rasa kehilangan itu sebuah kepastian
Ujung jiwa, 04072020