Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menikahi Pilu

3 Januari 2020   15:30 Diperbarui: 3 Januari 2020   15:59 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diamlah semua, jangan berisik

Aku sedang ada perjanjian dengan waktu. Sudah kusiapkan sesaji ketika aku akan menikahi rindu

Sabarlah kalian menunggu, aku sedang membuat perhitungan tanggal, kapan aku naik ke pelaminan, hingga panas terik akan berganti kesejukan.

Kalian lakukan yang terbaik untuk perayaan nanti, jangan sibuk sendiri.

Waktu semakin dekat, suguhan terlihat tak nikmat, hanya ingin bertemu rindu yang dibawa oleh bidadari-bidadari langit.

Aku termangu, ketika yang datang adalah sebuah pilu, suara itu berbisik di telingaku.

"Maaf, bila pernikahan ini tak sesuai maumu, rindu yang kau nanti telah berubah menjadi kepiluan."

Aku tengadah pada bisikan suara, mencari keadilan. Suara berbisik kembali.

"Semua yang terjadi atas ulah mereka sendiri, keburukan telah menyelimuti bumi."

Kembali aku meminta, masih banyak kebaikan mereka. Suara berbisik kembali.

"Kuberi kebebasan pada alam menyembuhkan diri. Kini menikahlah sejenak dengan apa yang kuberi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun