Diamlah semua, jangan berisik
Aku sedang ada perjanjian dengan waktu. Sudah kusiapkan sesaji ketika aku akan menikahi rindu
Sabarlah kalian menunggu, aku sedang membuat perhitungan tanggal, kapan aku naik ke pelaminan, hingga panas terik akan berganti kesejukan.
Kalian lakukan yang terbaik untuk perayaan nanti, jangan sibuk sendiri.
Waktu semakin dekat, suguhan terlihat tak nikmat, hanya ingin bertemu rindu yang dibawa oleh bidadari-bidadari langit.
Aku termangu, ketika yang datang adalah sebuah pilu, suara itu berbisik di telingaku.
"Maaf, bila pernikahan ini tak sesuai maumu, rindu yang kau nanti telah berubah menjadi kepiluan."
Aku tengadah pada bisikan suara, mencari keadilan. Suara berbisik kembali.
"Semua yang terjadi atas ulah mereka sendiri, keburukan telah menyelimuti bumi."
Kembali aku meminta, masih banyak kebaikan mereka. Suara berbisik kembali.
"Kuberi kebebasan pada alam menyembuhkan diri. Kini menikahlah sejenak dengan apa yang kuberi."
Genangan telah menelan semua kenangan dan kebahagiaan. Tak mampu lagi kuterjemahkan.
Teras kata, 03.01.2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H