Kamis pagi sedikit takut (takut juragan marah) aku coba menyampaikan ijin lagi.
"Mas, aku jadi ya berangkat."
"Beli tiketnya apa masih ada?"
Eh gak nyangka jawabnya begitu.
"Nanti aku tanya di *lf* mart."
"Ya sudah, berani berangkat sendiri? Jakarta gede loh."
"Gak papa in shaa allah berani."
Tiketpun kudapatkan dengan harga tiga kali lipat dari biasanya, karena beda kereta, walau sama kelas ekonominya.
Aku budal!, dengan guyonan dari mbak Anis, sesekali gaya kayak wong sugih. Ha ha
17.00 berangkat ke stasiun kota baru, Majapahit sudah menunggu 18.30 siap berangkat. Aku chat beberapa teman untuk menenangkan nervous karena ini pertama kali aku jalan-jalan jauh sendiri setelah berkeluarga.
Meminta petunjuk teman jika sampai tujuan kendaraan apa saja yang harus aku naiki agar bisa sampai di OneBelpark mall.
***
Kereta malam membawaku melaju ke Ibu Kota, Kompasianival aku datang walau aku hanya sekedar ingin lewat dan tepuk tangan (dasar nekat). Ha ha
Iseng aku WA mas Himam Miladi salah satu nominator yang juga dari Malang. Ternyata dia juga sedang OTW dengan menggunakan kereta lain. Sip, lega sama-sama akan turun di stasiun Senen. Aku meminta dia menungguku, karena selisih satu jam kedatangan kereta dari Malang.
Plong, ke OBP mall tidak sendirian. Perjalanan dimulai, menikmati transportasi yang tidak ada di Malang itu sesuatu. Naik KRL, lalu MRT dan terakhir naik Gojek (yang ini ada di mana-mana) ahaayy. Hal baru bagi kami membeli kartu untuk naik MRT membuat kami tertawa, ketika uang kertas tak mau disedot mesin bayar, ternyata harus selembar-selembar. Ah ndesitnya kami. Ha ha
Menikmati nyamannya naik MRT waow, kami orang ndeso hanya berdecak menikmati teknologi transportasi. Jeprat-jepret kami lakukan untuk bisa bercerita pada teman dan keluaga.
Hujan ringan alias gerimis sedikit deras menyambut kedatangan kami di OBP tempat perhelatan kompasianival digelar. Turun dari gojek aku lari menerobos air langit yang tak tahan lagi untuk jatuh. Disambut sebuah tulisan ucapan selamat dari bapak Tjip dan Bunda Rose.
***
Kami jadikan hari itu sebagai ajang kopi darat dengan teman corat coret di media sosial. Mbak Anis yang sudah sampai lebih awal sedikit terkejut melihat aku hadir. "Eh nekat juga kamu sendirian ya."Â
Ha ha semua geleng kepala, "Iya, dasar tukang nekat." Aku memang datang untuk tepuk tangan, menghadiri acara keren milik Kompasiana dengan uang saku yang aku dapat dari 'tetangga sebelah' ha haayyy.
Kami bertemu K-ners di sana sesuatu banget sambil menunggu acara pemberian penghargaan bagi para pemenang.
"Eh, kita datang dapat bingkisan gak ya?"Â
"Iya apa kek, buat kenang-kenangan. Ini acara gede loh."
"Yang jauh-jauh datang biar gak rugi ya kalau dapat mercendais, kan seneng."
"Iya nih gak dapat ha ha pelit amat."
Nah kan, ha ha itu percakapan kami saat ngrumpi bersama K-ners. Semoga tahun depan ada ya Min. He he kopi darat kurang lengkap bila tidak dibarengi foto bersama. Terima kasih kawan untuk berkenan bertemu kami.Â
Sambil menunggu acara penobatan kami mengikuti acara talkshow yang menarik yang dibawakan oleh para pembicara kawakan.
Tibalah pengumuman juara dilaksakan nama-nama peraih kategori ini itu menggema di hall itu, darah berdesir dan bangga ketika nama mereka disebutkan. Kuabadikan dan kukirim pada yang bersangkutan. Selamat untuk Mas Ropingi juga Mas Arman Syarif. Menjadi motivasi buat kami untuk tidak menyerah berlitersi di K.
Sedih pasti ada ketika jagoan kita belum menjadi juara, semoga tahun depan dapat mereka raih.Â
Selamat untuk para juara. Terus berkarya lebih baik bagi yang belum meraihnya, Untuk K semoga itu tadi ya, bisa memberi kenang-kenangan pada peserta yang hadir ya. Yes!
Ok Jakarta, sekarang aku perjalanan pulang payy paayy. Menikmati perjalanan senja menuju kota apel. Sendirian lagi. Hiyaa ha ha.Â
Kereta Jayabaya, 24.11.2019
swarnahatiÂ