lihatlah mentari begitu terik menggigit, menguapkan air laut bahkan air mataku ini.Â
semua yang ada di permukaan bumi menghangat bahkan mengering. namun angin masih setia menghembuskan kesejukannya, bahkan bunga pohon tabebuya pun bermekaran indah.Â
tapi tidak denganku, aku masih terpasung dalam kecewa yang semakin menggigit. ingin melolongkan amarah pada setiap sudut waktu.
namun suaraku tercekat pada dinding tata dan krama yang mendelik ke arahku. aku tak ingin lagi membisikkan gelisahku pada daun-daun telinga, biarlah kuhabiskan amarahku pada diam.Â
Teras tengah hari, Â 19 Oktober 2019
swarnahati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H