Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mengeja Secuil Waktu

30 September 2019   06:59 Diperbarui: 30 September 2019   07:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengeja  Secuil Waktu

waktu tak kan pernah berhenti merangkai larik-larik kisah dari opera kehidupan.

Marahari dan rembulan mangajak selalu mengeja laku bukan menghitung waktu

dunia tak hanya melihat berapa yang telah tertulis pada dinding pagi, siang ataupun malam
namun berapa banyak yang bisa terbaca.

kesedihan tak pernah membelah hati, senyuman bukan berarti kebahagiaan, kepuasan tiada henti, menari, berkelana pada tiap-tiap sanubari. meninggalkan mimpi-,mimpi atau mungkin menancapkan pedih.

aku melukisnya hanya dalam secuil waktuku, tapi serasa telah memenuhi seumur hidup. kesahajaannya, amarahnya, kegundahannya, ambisinya, juga sepotong sajak cinta kehidupannya yang menghiasi bunga-bunga.

Ini bukan tentang hitungan sebuah nominasi, ini tentang perjalanan yang belum berhenti, bukan jua tentang terbang tinggi, namun tentang berkurangnya masa yang telah terlewati.
bila masih panjang jalan di depan membentang, titip salamku sepanjang hari.

teras perjalanannya,  30 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun