Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebait Kugantungkan di Daun Pintumu

4 September 2019   23:22 Diperbarui: 4 September 2019   23:24 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

air mata menetes, bagaikan rinai gerimis di senja hari, gemericik seirama dalam tempias duka, membasuh bias sisa luka. menggores kenangan yang terjerembab pilu dalam dingin yang sunyi.

aku masih mengeja hening hati
menanti apakah langit menampakkan pelangi
sedang sewarna saja tak sanggup kugauli.

sudah kupenuhi ruang ini
dengan senda gurau
ataupun maki kesedihan yang kubungkus dengan tawa riang.

bila tiada aksara yang mampu melukis sebuah keindahan hayal
haruskah tarian jemari ini terhenti?

malam ini untaian larik-larik penuh makna terjejal di laci sepi.

sebait ku gantungkan di daun pintumu
esok kan kau temukan saat akan menikmati hari
namun jangan lagi kau cari kemana ku pergi

teras hati, 04 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun