Mohon tunggu...
Beningsha MohammadZaki
Beningsha MohammadZaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

baca buku / game

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penggunaan Kata "Viral" yang Salah Kaprah

22 Juni 2023   00:53 Diperbarui: 22 Juni 2023   00:56 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Viral...

Kata 'viral' sudah menjadi kata yang sangat sering digunakan apalagi dalam headline sebuah berita. Tetapi, dalam beberapa kasus kata 'viral' ini kurang cocok untuk digunakan. Kenapa demikian? Mari kita bahas.

Definisi kata viral

Menurut dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata viral memiliki beberapa makna seperti kata viral biasanya merujuk pada sesuatu yang bersifat mudah tersebar kepada siapapun. Kata 'viral' ini berasal dari bahasa Inggris yang artinya yaitu virus.

Kata "viral" merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Awalnya, kata ini digunakan dalam konteks medis untuk menggambarkan penyebaran virus dalam tubuh. Namun, penggunaan kata "viral" yang lebih umum dan populer saat ini berkaitan dengan penyebaran konten atau informasi melalui internet.

Istilah "viral" dalam konteks media sosial dan internet pertama kali muncul pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an. Pada saat itu, pengguna internet mulai menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan konten atau pesan yang menyebar dengan cepat dan luas di antara pengguna internet.

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah "viral" juga digunakan secara lebih luas di luar konteks internet, mengacu pada penyebaran pesan atau informasi yang sangat cepat dan luas melalui berbagai saluran komunikasi seperti televisi, radio, dan media cetak.

Secara umum, istilah "viral" digunakan untuk menggambarkan konten atau pesan yang mendapatkan perhatian yang besar dalam waktu singkat dan menyebar secara cepat dan luas melalui jaringan sosial atau media komunikasi.

Tetapi kata viral ini tidak cocok digunakan ke semua berita ataupun konten yang bersifat cepat menyebar saja. Ada beberapa kriteria untuk  suatu berita ataupun konten di internet untuk menggunakan kata viral ini. Jika tidak memenuhi salah satu kriteria ini maka berita atau konten ini lebih cocok menggunakan kata 'trending' ketimbang kata 'viral'.

Ciri - Ciri Konten Yang Viral 

Konten yang viral memiliki kecepatan penyebaran yang tinggi.

Jika ada berita atau konten yang viral, biasanya penyebarannya sangat cepat entah itu dari media sosial  sampai cerita mulut ke mulut.

Tidak hanya didengar tapi dibuat versi masing-masing

Nah, poin ini yang biasanya masyarakat salah paham. Diambil dari definisi dari kata viral yang berarti virus yang cepat menyebar dan menjangkit orang lain. Jadi jika suatu berita hanya sebatas didengar tapi tidak di-remake oleh orang-orang, maka tidak cocok untuk dikatakan viral, hanya sebatas trending saja.

Kita ambil contoh trending harlem shake dan mannequin challange. kedua tren ini populer pada masanya lalu diikuti dan dibuat ulang oleh orang-orang dengan versi mereka sendiri tapi tidak menghilangkan inti atau ciri khas tren tersebut.

Jadi bisa disimpulkan bahwa untuk bisa viral, tidak cuma banyak yang lihat tapi juga diikuti oleh orang lain baru bisa dikatakan viral.

Lalu jika kita pakai pengertian barusan ke beberapa contoh headline berita, baru terasa bahwa kata viral ini kurang pantas jika dipakai. Seperti contoh "Viral, Seorang Anak Membunuh Orangtua Dengan Motif ..."

penggunaan kata viral ini kurang tepat digunakan karena meskipun berita ini cepat tersebar ke banyak orang, berita ini tidak diikuti atau di-remake oleh masyarakat. jika kejadian ini diikuti atau terjadi di sebagian besar masyarakat, barulah bisa dikatakan viral.

Kata "viral" dalam konteks berita dapat menjadi kurang cocok karena memiliki konotasi yang lebih mengacu pada penyebaran yang cepat dan luas daripada pada kualitas berita itu sendiri. Penggunaan kata "viral" sering kali menekankan pada aspek popularitas atau jumlah penyebaran suatu berita, bukan pada kebenaran, akurasi, atau nilai jurnalistiknya.

Dalam dunia jurnalisme, penting untuk memberikan berita yang akurat, terverifikasi, dan objektif kepada pembaca. Menggambarkan suatu berita sebagai "viral" mungkin tidak memberikan informasi yang cukup tentang kebenaran atau kualitas berita tersebut. Sebuah berita yang viral belum tentu benar atau memiliki keandalan yang tinggi. Terkadang, berita yang menyebar luas secara viral dapat berisi informasi yang salah atau palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun