Mohon tunggu...
Bening
Bening Mohon Tunggu... Freelancer - Bachelor Degree

Blogging, Travelling, [https://indonesianwriter.com jasa penulis artikel]. Ingin mengajak semua orang untuk berkarya dalam dunia penulisan. Karena seperti kata Pramoedya Ananta Toer "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamatkan Aksara Jawa yang Terancam Punah

5 Juni 2018   14:49 Diperbarui: 1 Agustus 2019   13:40 3359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku Jawa merupakan suku terbesar yang menghuni negara ini. Namun berapa persen yang mengerti dan paham keseluruhan akan bahasa Jawa? Saya rasa tidak banyak.

Mereka hanya sekedar mengerti bahasa jawa sehari hari. Ketika mereka merantau keluar daerah kadang mereka cenderung gengsi berbahasa jawa. Walaupun bertemu dengan sesama orang jawa tapi menggunakan bahasa Indonesia. Saya pikir orang semacam itu kurang bangga akan identitasnya sebagai orang jawa. Mereka kadang lebih fasih berbahasa asing.

Didalam bahasa Jawa, ada tingkatan penggunaan bahasa. Jadi berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang lebih muda ada tata cara bahasanya sendiri. Namun semakin mirisnya, orang muda jaman sekarang kurang bisa berbicara dengan bahasa Jawa halus. Apalagi mengerti dan hafal tentang aksara Jawa.

Aksara Jawa sebenarnya adalah aksara yang unik yang menjadi salah satu identitas suku Jawa. Namun keberadaanya sekarang kian punah. Apasih penyebabnya? padahal menurut saya aksara Jawa itu unik dan cukup mudah dipelajari. Tapi minat anak muda akan hal ini sangat minim. 

Saya rasa salah satu penyebabnya adalah pendidikan. Di beberapa sekolah, pelajaran bahasa Jawa sudah ditiadakan. Hal ini menjadi penyebab ketidak tahuan apasih itu aksara Jawa? apalagi untuk mempelajarinya, mereka tidak memiliki media. Mungkin di beberapa sekolah di kota alasannya karena muridnya bukan hanya berasal dari Jawa saja, sehingga mereka menghapus pelajaran itu.

Tapi alangkah lebih baiknya jika pelajaran bahasa Jawa tetap diadakan namun sebagai opsi atau pilihan namun diwajibkan bagi mereka yang orang Jawa. 

Dan bagi orang tua dirumah, jangan hanya mengajari anak dengan bahasa asing. Itu memang penting. Tapi alangkah baiknya jika seimbang. Mempelajari bahasa asing dan bahasa suku sendiri. Agar mereka pun tidak lupa dengan budayanya sehingga warisan warisan leluhur sebagai identitas kita ini bisa terselamatkan.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun