Ending dari film atau ceritanya sudah bisa di tebak yaitu sering berakhir baik, akhirnya si cowok punya perasaan yang sama, kemudian mereka berdua bahagia. Tapi, itu kan hanya ada di film-film, tidak mungkin bisa diterapkan di dunia nyata. Benarkah?Â
Pemeran tokoh yang menyatakan perasaan duluan biasanya adalah cowok karena cowok dianggap lebih punya inisiatif dan harus lebih dahulu membuat tindakan. Ketika cewek berani confess duluan, maka cewek itu dianggap aneh, norak, dan bahkan ora ilok atau tabu.Â
Perkembangan kepribadian seperti itu tidak berlaku untuk setiap orang. Cowok juga bisa merasa takut dan minder dalam menyatakan perasaan mereka. Tak semua cowok berani dan tahu cara mengungkapkan perasaannya pada cewek yang mereka suka.Â
Selain di bayangi persepsi berbasis gender, biasanya si cewek yang berani confess duluan itu akan disebut terlalu berani  karena rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk menyatakan perasaan terhadap cowok.Â
Selain cemas mendengar respons dari cowok yang disukainya, mereka akan di beri label murahan dan gampangan. Label tersebut membuat sebagian besar cewek takut melakukan confess duluan.Â
Memendam atau menyimpan perasaan itu tidaklah enak. Kita akan merasa tertekan dan tak bisa tidur nyenyak ketika membiarkan perasaan itu menumpuk dalam hati.Â
Menjadi seorang cewek yang inisiatif dan ekspresif tidak akan membuat kita terlihat agresif di mata orang lain. Namun kita akan dilihat sebagai sosok yang berani dan serius dalam mencapai suatu tujuan.Â
Jika kita sudah yakin punya rasa suka terhadap seorang cowok, maka segera nyatakan saja.Â
Walaupun akan muncul  beberapa suara sumbang yang kritis, tapi ada sekian persen kemungkinan cowok tersebut akan menghargai usaha kita. Cowok tersebut mungkin juga menganggap kita ini menarik karena kita percaya diri dan berani bersikap jujur padanya.Â
Apakah kalian pernah sahabatan dengan cowok? Bolehkah confess pada sahabat kita itu? Boleh saja.Â
Bukan rahasia lagi, jika cowok dan cewek bersahabat biasanya salah satu dari mereka ada yang jatuh cinta terhadap sahabatnya tersebut. Perasaan seperti itu wajar terjadi karena mereka banyak menghabiskan waktu bersama-sama.Â