Para penjudi di kampung ini adalah orang-orang yang kebanyakan bekerja di tambang, dan telah memiliki gaji yang cukup buat keluarga. Hanya saja, kurangnya hiburan dan permainan yang bisa mereka jadikan sebagai ruang relaksasi dan menghilangkan stress di tempat kerja, membuat mereka menghamburkan sedikit penghasilan untuk bermain game bertitel togel. Seorang sepupu saya yang biasanya hanya bertandang dua kali sebulan ke Malii dari tempat kerjanya di Sorowako, seringkal mengeluhkan kurangnya sarana pelepasan penat di kabupaten ini.
Kadang, ia bertandang ke warkop atau warnet untuk bermain poker. Tapi, koneksi yang kadang macet, atau keinginan untuk mencari permainan lain, masih sering timbul. Ia lalu memilih bermain judi togel, dan kadangkala menjadi bandar untuk beberapa kawan kerjanya di Sorowako. Seperti dua orang yang saya temui tengah berbincang tentang togel di warkop itu, sepupu saya menjadi satu narasi berbeda tentang praktek haram dalam ajaran agama itu. Toh, dalam beberapa sisi, memang tak ada perbedaan antara bentuk permainan seperti poker atau togel. Semuanya berubah sebagai arena relaksasi, ruang permainan untuk mengisi waktu senggang. Hanya saja, judi memang terlanjur dilarang oleh bang rhoma, sedangkan poker tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H