Pengerjaan skripsi sebelumnya seringkali memakan waktu yang lama dan mengarah pada stres berlebih bagi mahasiswa.Â
Dengan menghilangkan kewajiban ini, mahasiswa dapat lebih fokus pada pembelajaran yang berarti dan pengembangan keterampilan yang relevan. Perguruan tinggi juga mendapatkan kesempatan untuk merancang pendekatan pembelajaran yang lebih dinamis dan relevan.
5. Pemenuhan Kebutuhan Individual
Setiap mahasiswa memiliki minat, bakat, dan tujuan yang berbeda-beda. Kebijakan ini memungkinkan mereka untuk memilih bentuk tugas akhir yang paling sesuai dengan perkembangan karier dan tujuan akademik mereka.Â
Dalam kasus program magister dan doktor, meskipun tugas akhir tetap diperlukan, mahasiswa tidak lagi harus menerbitkannya di jurnal, memberi mereka fleksibilitas lebih lanjut dalam penyelesaian tugas akhir.
Dengan langkah ini, pendidikan tinggi Indonesia bergerak menuju fleksibilitas yang lebih besar dan relevansi yang lebih tinggi dengan mengakui kompleksitas dan kebutuhan unik setiap mahasiswa. Keputusan ini mencerminkan perubahan paradigma dalam pendidikan yang fokus pada pembelajaran yang bermakna, pengembangan keterampilan, dan persiapan untuk masa depan yang dinamis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H