Mohon tunggu...
Ben Ibratama
Ben Ibratama Mohon Tunggu... Konsultan - Tenaga Ahli

Tenaga Ahli DPR RI

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Covid-19 dan Kebijakan Ekonomi

31 Januari 2021   20:33 Diperbarui: 31 Januari 2021   20:50 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berdasarkan Laporan Kajian Pembangunan Rendah Karbon Indonesia diketahui bahwa dengan PRK dapat diciptakan manfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan secara bersamaan. 

Menurut hasil kajian pada tahun 2045 melalui konsep PRK kemiskinan ekstrim dapat diturunkan dari 9,8% pada 2018 menjadi 4,2 % lebih dari 15,3 juta pekerjaan tambahan yang hijau tercipta. Selain itu kualitas udara dan air membaik dan dapat mencegah kematian hingga 40 ribu setiap tahun. 

PRK juga dapat membantu mencegah hilangnya 16 juta hektar kawasan hutan dan menutup kesenjangan gender dan wilayah. Diperkirakan total nilai tambah PDB mencapai USD 5,4 Triliun dan investasi yang dibutuhkan untuk rasio PDB lebih rendah dibandingkan dengan bisnis seperti biasa.

Seperti diketahui, beberapa tahun belakangan pemerintah telah mencanangkan skenario pertumbuhan ekonomi tinggi dan menuju pendapatan tinggi di 2035 dan masuk dalam empat besar PDB terbesar di dunia. 

Tahun 2016 lalu pemerintah sudah memulai dengan penguatan struktur ekonomi, pada tahun 2026 percepatan pertumbuhan berbasis inovasi, dan pada tahun 2036-2045 pemerintah menargetkan modernisasi ekonomi berbasis kualitas dan berkelanjutan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi 6,3% per tahun dengan target PDB sebesar USD 17.474 Miliar. Ini merupakan salah satu dari ambisi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas di 2045.

Kita berharap bahwa ambisi mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan pertumbuhan ekonomi tinggi tatap memelihara komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup. 

Kita berharap bahwa wacana tersebut tetap menjadi agenda prioritas nasional, sebagaimana tertuang dalam RKP 2021 (RPJMN 2020-2024) bahwa pemerintah akan fokus pada pembangunan rendah karbon, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, perubahan iklim, dan memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dengan energi terbarukan (EBT).

Ben Ibratama, S.I.Kom, M.Sc, CHCM (Tenaga Ahli DPR RI)

References :

  • Analysis : China CO2 emissions surged past pre coronavirus level in May. 2020. www.carbonbrief.rorg
  • Global Energi Review 2020. The Impact of The Covid 19 Crisis on Global Energi Demand and CO2 Emissions. www.iea.org
  • (Internasional Energy Agency)
  • Nationally Determined Contributions (NDCs). The Paris Agreement and NDCs. www.unfcc.int
  • Nationally Determined Contribution (NDC) Pertama Republik Indonesia. 2019. www.ditejenppi.menlhk.go.id
  • Strategi Implementasi NDC. 2017. www.ditejnppi.menlhk.go.id
  • Managing Directors Opening Remarks at the Petersburg Climate Dialogue XI. 2020. www.imf.org
  • (RPJMN) 2020-2024. 2020. www.bappenas.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun