Mohon tunggu...
Beni Ananto
Beni Ananto Mohon Tunggu... Penulis - Halo saya Beni, seorang INFP atau INFJ (menurut MBTI Test). Salam kenal :))

Wabi-Sabi: Melihat kesempurnaan dibalik ketidaksempurnaan. My personal blog too https://medium.com/@beniananto

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mendaki Gunung Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat via Jalur Sembalun-Torean (Bagian 3)

17 Juli 2024   21:10 Diperbarui: 17 Juli 2024   21:16 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampainya berendam, kami segera bergegas menuju tenda untuk istirahat. Di pinggir bibir danau sudah ada banyak orang yang sedang melakukan ritual. Suara lonceng dan rapalan doa yang dilantunkan mereka memecahkan keheningan malam. Ritual itu berhenti menjelang fajar. Dan pagi harinya, terlihat sisa-sisa sesajen yang mereka bawa dan Sebagian ada yang dilarung ke danau.

Pagi harinya kami memancing kembali untuk sarapan. Dan kami menangkap ikan seperlunya karena kalau pagi rasanya kurang enak kalau makan besar. Setelah sarapan selasai, dan beres-beres, jam 9 pagi kami melanjutkan perjalanan kembali. Perjalanan akan memakan waktu sekitar seharian.

"Kalau cuaca cerah, terus jalannya cepat dan tidak banyak istirahat, kita bakal sampai di pos 1 Torean jam 5 sore." jelas Pak porter.

Panas dingin saya mendengarnya, lama juga ternyata.

Pemandangan Danau Sagara Anak/dokpri
Pemandangan Danau Sagara Anak/dokpri
Setelah satu jam jalan melewati jalan yang menurun dengan jalur yang dikelilingi savana saya optimis untuk bisa tepat waktu. Memasuki dua jam perjalanan dan seterusnya. Ternyata jalannya banyak yang rusak. Penuh batu-batuan dan dikelilingi jurang yang luar biasa dalam kayak nggak ada ujungnya.

Keamanan minim. Cuma ada sutas tali nempel di dinding. Kami jalan menyisir dengan lebar jalan hanya 1 meter yang di bawahnya jurang. Gila. Jalur berikutnya bukan menurun, tapi turun-naik gunung yang saya sendiri sudah tidak tau berapa kali anak-anak bukit dan gunung yang sudah didaki dan diturunin. 

Ditambah lagi ada adegan panjat tebing dan menuruni tebing dengan bantuan tali yang seadanya. Di sepanjang jalur perjalanan terdapat banyak mata air dan sungai. Jadi untuk urusan air, tidak akan terkendala.

Jalur torean itu persis kayak lirik lagu film kartu Ninja Hatori. "Mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah...,"

Air Terjun Penimbungan Torean/dokpri
Air Terjun Penimbungan Torean/dokpri
Nggak recommended sih jalur torean ini. Terlalu ekstrim. Dan jarang terlihat pendaki lewat sini juga. Tetapi pemandangan yang bis akita lihat, sangat sangat indah. Ada penampakan air terjun juga yang tinggi banget. Juara sih kalau soal lanskap indahnya jalur Torean.

Di pos 1 ada banyak tukang ojek. Saran saya mending naik ojek. Karena dari pos 1, kita masih harus jalan lagi kurang lebih 1 km dengan jalur mirip hutan yang masih alami. Karena sudah jam 6 saat itu, kami memutuskan naik ojek untuk sampai ke basecamp. Karena sebelumnya juga sudah hujan dari jam 4 sore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun