Mohon tunggu...
Beni Ahmad Saebani
Beni Ahmad Saebani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Beni Ahmad Saebani, dosen Sosiologi Hukum di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Bandung, jabatan Lektor Kepala, Penulis, aktif menulis di berbagai media, buku yg terbit sudah 50 judul, hobi olah raga, content creator dan youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Simbolik Ngarak Jimat, Perspektif Kejawen dan Islam

13 Januari 2025   10:51 Diperbarui: 13 Januari 2025   10:51 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Betapa hasrat dan upaya yang luar biasa dari masyarakat yang melakukan upacara ngarak jimat ini, bukan hanya badannya yang harus bersih tetapi air yang layak untuk membersihkannya pun diambil dari tujuh sumur. Dan bukan hanya kehidupan yang harus harus harum tetapi untuk mengharumkannya pun harus dengan kembang tujuh rupa. Namun, semuanya itu merupakan simbol budaya yang melekat dari masyarakat yang ingin manunggal dengan Tuhan. Masyarakat yang berharap selalu memperoleh perlindungan dari Allah dan memiliki kekuatan spiritual seperti Rasulullah saw. Namun, dalam ajaran puritanisme Islam, media yang digunakan seperti benda-benda tertentu, yakni batu, keris, dan benda yang lainnya mutlak tidak memiliki kekuatan apapun dan diharamkan menjadikannya sebagaiu media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Islam menegaskan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan berpuasa dan shalat, kalimat bishabr washalah menurut ahli tafsir adalah berpuasa dan shalat tahajud, qiyam al-lail atau qiyam ramadhan.

Bagaimana dengan kita sebagai muslim, keimanan dan semua syariat yang kita lakukan akan lebih baik dan sempurna apabila dilakukan dengan kesucian jasmani dan ruhani dan kita selalu dapat mengendalikan hawa nafsu, mengharumkan kehidupan untuk diri pribadi, keluarga, dan lingkungan sosial yang lebih luas. Kita tidak perlu mandi dengan tujuh sumur dan kembang tujuh rupa, cukup dengan tujuh air jetpump dan parfum sebagai simbol pengharum kehidupan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun