Betapa hasrat dan upaya yang luar biasa dari masyarakat yang melakukan upacara ngarak jimat ini, bukan hanya badannya yang harus bersih tetapi air yang layak untuk membersihkannya pun diambil dari tujuh sumur. Dan bukan hanya kehidupan yang harus harus harum tetapi untuk mengharumkannya pun harus dengan kembang tujuh rupa. Namun, semuanya itu merupakan simbol budaya yang melekat dari masyarakat yang ingin manunggal dengan Tuhan. Masyarakat yang berharap selalu memperoleh perlindungan dari Allah dan memiliki kekuatan spiritual seperti Rasulullah saw. Namun, dalam ajaran puritanisme Islam, media yang digunakan seperti benda-benda tertentu, yakni batu, keris, dan benda yang lainnya mutlak tidak memiliki kekuatan apapun dan diharamkan menjadikannya sebagaiu media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Islam menegaskan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan berpuasa dan shalat, kalimat bishabr washalah menurut ahli tafsir adalah berpuasa dan shalat tahajud, qiyam al-lail atau qiyam ramadhan.
Bagaimana dengan kita sebagai muslim, keimanan dan semua syariat yang kita lakukan akan lebih baik dan sempurna apabila dilakukan dengan kesucian jasmani dan ruhani dan kita selalu dapat mengendalikan hawa nafsu, mengharumkan kehidupan untuk diri pribadi, keluarga, dan lingkungan sosial yang lebih luas. Kita tidak perlu mandi dengan tujuh sumur dan kembang tujuh rupa, cukup dengan tujuh air jetpump dan parfum sebagai simbol pengharum kehidupan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H