Mohon tunggu...
Beni Sumarlin
Beni Sumarlin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Humaniora Tinggal di Tulang Bawang Provinsi Lampung

Indahnya menulis karena hobi, menginspirasi dan memberi saran kritis dan solusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudik Selamat Tanpa Montoran

2 Juli 2016   18:10 Diperbarui: 2 Juli 2016   18:42 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan mudik saya kali ini menggunakan kendaraan bis Sriwijaya Ekspres, jurusan Bengkulu - Lampung dengan nomor polisi BD 7923 AP warna biru tua. Kenapa saya memilih menggunakan bis ini? Bis Sriwijaya Ekspress termasuk bis ekonomi, sesuai dengan kantong saya yang menengah ke bawah..hehe. Bis Sriwijaya Ekspress di bawah CV. Po. Sriwijaya Ekspress dan Po. Sriwijaya Pratama. CV angkutan umum ini sudah cukup lama beroperasi dan bisa dibilang sudah cukup tua. Sesuai dengan mobilnya yang sudah tidak mulus lagi. Namun sejauh yang saya rasakan dengan beberapakali menggunakan layanan Po. ini, kondisi mobil cukup kuat dan tangguh untuk menempuh perjalanan Bengkulu - Lampung, memang tampilan body dan pintunya sudah ada yang berkarat.

Sebelum pemberangkatan saya pada Jumat (1/7/2016) kemarin, sempat tersiar kabar di koran bahwa bis Sriwijaya Ekspress tidak layak digunakan sebagai sarana angkutan lebaran, bahkan sudah tidak layak beroperasi. Beberapa pihak melontarkan pernyataan tersebut. Hal itu mungkin disebabkan oleh kondisi kendaraan Sriwijaya Ekspress yang nampak sudah tua, kadang memang terdengar bunyi berderit saat kendaraan ini berjalan, namun pada kenyataanya mobil bis ini masih tangguh dan mampu melakukan perjalanan dengan cepat.

Bis Sriwijaya Ekspress termasuk bus malam yang cepat, perjalanan saya jumat kemarin dari Kota Bengkulu sampai di Bandar Lampung (Raja Basa) hanya ditempuh dalam kurun waktu 16,5 jam. Berangkat dari pukul 12.00 WIB dan tiba pada pukul 04.30 WIB keesokan harinya. Biasanya kalau saya menggunakan layanan bis SUN bisa sampai 20 jam lebih. Pernah saya berangkat menggunakan bus SUN berangkat dari pukul 12.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB keesokan harinya, memang saat itu SUN menggunakan jalur lintas alternatif yang pertama melewati Curup yang relatif lebih lama.

Selain itu, hal yang tak kalah penting adalah ongkos perjalanan yang relatif terjangkau jika menggunakan bis Sriwijaya Ekspress, dan inilah faktor utama kenapa saya menggunakan layanan bis ini, dan kebanyakan penumpang yang bersama-sama saya beberapa kali perjalananpun memiliki alasan yang sama. Ongkos bis Sriwjaya Ekspress dari Kota Bengkulu sampai di Bandar Jaya atau Bandar Lampung hanya di patok seharga Rp 160.000,- (beli tiket di loket), sedangkan jika menggunakan bis SUN atau Travel biasaya ongkosnya sebesar Rp 350.000,- bahkan bisa lebih besar lagi jika sudah masuk Tuslah menjelang lebaran seperti sekarang ini. Inilah kenapa banyak warga yang tetap menggunakan bis Sriwijaya Ekspress meskipun harus berpanas-panas di dalam kendaraan tak ber-AC yang terlihat sudah tak mulus lagi.

Perjalanan pada Jum'at kemarin, ada 22 orang bersama saya dalam satu bis Sriwijaya Ekspress. Jumlah itu sesuai dengan jumlah kursi yang ada, tidak ada penumpang yang berdiri di dalam bis. Kami nampak memiliki perasaan dan nasib yang sama, bahwa kami termasuk penumpang dalam golongan yang sama, menengah kebawah, sehingga suasana kekerabatan dan kebersamaan nampak terasa, obrolan dan senda gurau selama perjalanan mengalir begitu saja, seperti sudah saling mengenal satu sama lain, padahal banyak di antara kami belum saling kenal. Itulah perasaan senasib..hehe.

motormudikdibis-57779b61af7e610636e1e8f6.jpeg
motormudikdibis-57779b61af7e610636e1e8f6.jpeg
Ada satu hal yang menarik, yakni ada salah seorang penumpang yang membawa sepeda motor yang diangkut masuk ke dalam bis. Oleh kernet, motor tersebut ditempatkan di posisi belakang yang memiliki space tempat agak luas, cukup untuk satu motor. Setelah motor diikat kencang, jadilah montoran diatas bis. Ternyata orang yang memiliki motor tesebut memilih mengangkut motornya ke dalam bis dari pada mengendarainya langsung menuju Lampung.

Saat saya tanya kenapa tidak montoran saja? Pemiliknya menjawab, "naik bis lebih aman, kita tentu memilih resiko yang lebih kecil apalagi menghadapi lebaran ini, bisa - bisa kalau apes gak jadi lebaran," katanya. Ongkos yang dikeluarkan oleh pemilik motor tadi sebesar Rp 600.000,- sudah termasuk ongkos dirinya sampai di tujuan di Bandar Lampung.

O iya, untuk diketahui, tiket bis Sriwijaya Ekspress bisa didapatkan di Pool Bengkulu di Jl. Raya Pekik Nyaring, Sungai Hitam, dekat Unib. Atau di Loket Sentiong, Samping Pasar Minggu. Kalau di Lampung loketnya berada di Jl. Pramuka No. 11 atau di Loket Terminal Raja Basa. Ada juga Pool Palembang jurusan Bengkulu - Palembang di Jl. KH. Wahid Hasyim Sp.4, atau di Pool Jambi jurusan Bengkulu - Jambi di Jl. Patimura (Depan LP) No.19.

Demikian perjalanan mudik saya tahun ini. Mudik aman tanpa montoran. Alhamdulillah, selamat Lebaran. Terimakasih kepada Sriwaijaya Ekspress dan segenap Petugas di Dinas Transportasi dan Perhubungan, juga terimakasih kepada petugas kepolisian yang telah mengamankan jalur mudik lebaran.

Bagi rekan-rekan yang terkesan dengan pengalaman mudik saya dan ingin berkomunikasi lebih lanjut bisa hubungi akun media sosial saya di :

Facebook : Beni Sumarlinatau halaman Fans Page : Beni Sumarlin. Bisa juga di akun twitter @Sumar_lin atau www.benisumarlin.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun