Berdasarkan info dari mas rahab aka mas lahap, bahwa ada Indonesia Food Writing Competition yang diselenggarakan oleh Hotel Kempinski.
Dimana, dalam rangka menyambut ulang tahun yang ke 70 tahun Indonesia merdeka, serta ulang tahun Hotel Kempsinsi yang ke – 53 tahun. Kempinski Hotel, khususnya Signatures restorant, selama periode 5 Minggu berturut-turut memberikan tambahan menu khusus hidangan khas nusantara, yaitu meliputi hidangan Pulau Sumatra (5-11 Agustus), hidangan Pulau Jawa (12-18 Agustus), hidangan Pulau Bali dan Lombok (19-25 Agustus), hidangan Pulau Kalimantan (26 Agustus-1 September) dan tidak ketinggalan juga hidangan Pulau Sulawesi dan Maluku (2-8 September'15).
Maka sayapun coba mendaftar ke sana dan ternyata disambut dengan baik oleh Ibu Jessica Theresia, PR dari Hotel Kempinski. Kemudian Ibu Jessica mengirimkan undangan via email beserta jadualnya.
Setelah melihat jadual tersebut, akhirnya saya memesan jadual untuk hari tabu tanggal 26 Agustus 2015, jam 18:15 dengan tema Kalimantan Food.
Beruntung juga, karena saya datang pada hari pertama dimana hidangan Kalimantan food (26 agustus - 1 September) serta bertemu sambil berbincang-bincang secara langsung dengan chef Meliana Christanty dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, khusus didatangkan untuk acara Kalimantan Food Festival di Signature Restaurant, Hotel Kempinski.
Menurut chef Meliana, masakan Kalimantan itu melingkupi 5 provinsi, dengan beragam kebudayaan, salah satunya adalah masakan suku dayak
Chef Meliana yang telah tinggal di Kalimantan sejak tahun 2003 (sekitar 12 tahun) memasak sekitar 15 masakan dan 5 hidangan tambahan serta beberapa macam kue.
”Saya tidak hanya menyajikan masakan yang memang populer di Kalimantan, tetapi juga masakan-masakan rumahan yang tidak ditemui di rumah makan atau restoran pada umumnya di Kalimantan,” kata Chef Meliana lagi.
Menu yang tersaji dalam jamuan ini sungguh mengundang selera dan membuat penasaran karena saya belum pernah melihat, apalagi mencicipinya. Mulai dari Juhu Singkah Enyuh, Dadah Belasan, Goreng Dami, Keripik Kelakai, Sambal Terung Asam Kalimantan, Sate Melayu Pontianak, Ayam Cincane, Iwak Karing Batanak, Telur Dadar Pare, Tumis Udang Galah Jahe, Lama Gamai, dan Tumis Pakis Belacan. Kemudian, lima hidangan tambahan yakni Acar Kuning Pontianak, Pecel bihun Pontianak,Landau Lauk pare, Lawa Gamai, Lawa Mentimun, Rujak Ebi Singkawang. Dan disertai dengan sambal khas Kalimantan yaitu sambal dadah (cukup pedas untuk lidah saya).
[caption caption="Foto 1."][/caption]
Foto 1. Deretan Makanan khusus khas Kalimantan
Ketika saya menanyakan kenapa memilih masakan Kalimantan, maka beliau berkata, hasil laut / sungai / hutan / ladang Kalimantan sangat kaya. Saya terus belajar sambil memasak sesuai resep warisan turun temurun dari berbagai suku yang ada. Itu yang menjadikan passion saya makin berkembang. Dan akhirnya saya punya misi pribadi, mengajak semua orang untuk mengenal hasil alam dan kuliner tradisional Kalimantan. Serta berusaha tanpa henti mempromosikan dan memetakan hidangan Kalimantan dari 5 provinsi.
Untuk masakan yang menggunakan Haisom / teripang dicampur dengan jamur Hioko, ini mengingatkan saya dengan masakan serupa dengan masakan ibu saya, cuma bedanya rasanya tidak seberani yang ibu saya buat.
[caption caption="Foto 2"]
[/caption]
Foto 2. Masakan teripang & jamur hioko
Demikian juga dengan masakan daun pakis dicampur ubi, ini mengingatkan saya dengan masakan rumahan yang dibuat ibu saya yaitu, daun katuk dicampur ubi.
[caption caption="Foto 3."]
[/caption]
Foto 3. Juhu Singkah Enyuh
Untuk Telor Lo, adalah semacam telor kecap seperti yang didapat waktu kita memesan nasi campur pontianak, telur berwarna coklat yang berasa manis dan gurih.
[caption caption="Foto 4."]
Foto 4. Telor Lo
Untuk Iwak Karing Batanak, dimana telur bebek dimasak dengan semacam labu kuah santan, ini juga mengingatkan kembali pada masakan ibu saya, tapi tentunya tanpa menggunakan telur.
[caption caption="Foto 5"]
Foto 5. Iwak Baring
Untuk Sate Melayu Pontianak, dimana sate sapi berkuah, dimana mirip dengan sate tangkar.
[caption caption="Foto 6."]
Foto 6. Sate Melayu Pontianak
Sedangkan Telur Dadar Pare juga mirip dengan hidangan ibu saya, tetapi ibu saya tidak menggunakan pare melainkan pete dan diberi bumbu kecap.
[caption caption="Foto 7."]
Foto 7. Ikan bakar air tawar
Seperti tampak foto di atas, saya menikmati ikan bakar air tawar dengan sambal
Perlahan-lahan saya menikmati hidangan tersebut, secara umum rasa dari masakan tersebut mirip dengan masakan ala peranakan atau melayu china, kalau di malaysia dikenal dengan masakan baba.
Dan waktu saya mencoba hidangan penutup / tambahan, yang sangat pedas adalah Rujak Ebi Singkawang, rasanya sangat pedas sekali, tajam dan seakan menggigit, saya tidak berani meneruskannya.
[caption caption="foto 8."]
Foto 8. Pecel Bihun & Acar kuning
Dan tidak lupa sayapun mencoba hidangan kue-kue khas bingkah yang mirip kue talam buatan ibu saya juga (sebagai tambahan ibu saya pernah membuat dan menjual kue basah selama kurang lebih 30 tahun di daerah senen, misalnya kue talam, kue timus, kue mangkok, dll)
[caption caption="Foto 9"]
Foto 9. Kue khas Kalimantan
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kempinski Hotel, khususnya Signatures restorant ini:
* Ibu Nathalia Atmaja
* Ibu Jessica Theresia
* Chef Meliana
[caption caption="Foto 10"]
Untuk promo dari BCA Card silakan lihat photo dibawah ini.
[caption caption="Foto 11"]
[/caption]
#HotelIndonesia #Indonesianfood
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!