Mohon tunggu...
Beni Tusiami
Beni Tusiami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INFP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Etika Profesi dalam Quality Control untuk Menjamin Keamanan Konsumen

16 November 2024   12:57 Diperbarui: 16 November 2024   13:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Beni Tusiami Saputri | Christine | Nania Fitriza Nauli

Pengendalian proses produksi sangatlah penting karena dapat menentukan hasil produk apakah sudah mencapai tujuan atau belum. Kegiatan pengendalian kualitas atau Quality Control mempengaruhi keefektifan dalam proses produksi untuk mencapai target produksi, kualitas produk yang sesuai, dan meminimalisir produk rusak atau cacat (Al Choir, 2018). Hasil produksi yang dicapai oleh perusahaan sangat ditentukan oleh sumber daya, teknologi, dan dikombinasikan dengan tenaga kerja. Tenaga kerja menjadi sumber daya yang menggerakkan sumber daya yang lain.

Quality Control adalah suatu kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu atau ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki kesesuaian dengan standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil akhir atau pengendalian kualitas, atau dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk mempertahankan mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan perusahaan (Al Choir, 2018). Etika profesi dalam QC merupakan fondasi dari kepercayaan antara produsen dan konsumen. Ketika konsumen merasa bahwa produk yang mereka beli dihasilkan dengan memperhatikan etika, mereka akan merasa lebih aman, puas, dan loyal terhadap merek produk tersebut.

Dalam proses Quality Control diperlukan etika untuk menerapkan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai etis dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu (Dewi dan Fakhrunnisa, 2020). Kegiatan ini mencakup semua aspek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan hasil pengendalian mutu. Etika penting diterapkan untuk memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan, aman untuk digunakan, dan tidak merugikan konsumen maupun lingkungan. Etika dalam Quality Control dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, reputasi perusahaan dan memastikan penerapan regulasi tetap terlaksana untuk mencapai mutu produk yang sesuai. 

Prinsip-prinsip etika dalam Quality Control sangat penting untuk memastikan kepercayaan, keandalan, dan keberlanjutan operasional. Prinsip-prinsip etika dalam Quality Control meliputi:

Integritas mengacu pada kejujuran dan keterbukaan dalam pelaksanaan tugas. Seorang QC harus melaporkan hasil pengujian sesuai dengan kondisi sebenarnya, tanpa memanipulasi data atau menyembunyikan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan.

  • Objektivitas

Seorang QC membuat keputusan berdasarkan fakta dan data yang terverifikasi, tanpa pengaruh bias, emosi atau tekanan dari pihak lain.

  • Keadilan

Prinsip ini berarti memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak tanpa diskriminasi berdasarkan ras, gender, status sosial atau faktor lain yang tidak relevan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

  • Tanggung jawab

Tanggung jawab mencakup komitmen untuk menerima konsekuensi dari hasil kerja. QC harus memastikan produk yang keluar memenuhi standar dan siap menghadapi konsekuensi jika terjadi kesalahan atau kelalaian.

  • Kerahasiaan

Kerahasiaan adalah menjaga informasi sensitif terkait proses, formula atau hasil pengujian dari pihak yang tidak berwenang. QC sering kali menangani data internal perusahaan atau informasi yang dilindungi hukum, sehingga kebocoran informasi dapat merugikan perusahaan secara finansial maupun reputasi.

  • Profesional 

Prinsip ini menekankan pentingnya peningkatan kompetensi secara berkelanjutan melalui pelatihan, sertifikasi dan pembelajaran tentang teknologi atau regulasi baru.

Pada industri pangan, etika profesi dalam QC dapat diterapkan pada beberapa kasus seperti seorang supervisor quality control di sebuah pabrik makanan harus menolak pengiriman bahan baku yang tidak memenuhi standar kualitas, meskipun hal itu dapat mengganggu jadwal produksi, QC tersebut juga harus memastikan bahwa semua produk yang akan dipasarkan telah melalui proses sterilisasi yang benar, sehingga terhindar dari kontaminasi bakteri atau zat berbahaya lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan dan kesehatan konsumen sehingga dapat menjaga citra produk dan nama baik perusahaan serta terhindar dari kerugian.

Sumber:

Al Choir, F. (2018). Pelaksanaan quality control produksi untuk mencapai kualitas produk yang meningkat (Studi Kasus PT. Gaya Indah Kharisma Kota Tangerang). Jurnal Pemasaran Kompetitif, 1(4), 1-20.

Dewi, A. S., & Fakhrunnisa, A. (2020, April). Pengaruh Etika dan Sistem Pengendalian Mutu Terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan Dengan Skeptisme Profesional Sebagai Variabel Moderasi. In Prosiding Seminar Nasional Pakar (pp. 2-13).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun