Saving Habit atau kebiasaan menabung adalah kebiasaan yang perlu diajarkan setiap orang tua kepada buah hati mereka, kegiatan untuk sebagian masyarakat Indonesia tidak disadari akan membentuk salah satu karakter dan habit seorang anak saat dewasa nanti. Untuk sebagian masyarakat belum banyak mengetahui dan menerapkan kegiatan menabung atau saving habit, kecenderungan acuh terhadap kondisi keuangan menimbulkan efek besar dikemudian hari. Kebutuhan yang mendesak dengan jumlah besar menimbulkan kewalahan untuk individu bila tidak memiliki tabungan, dimana tabungan ini memang dibentuk atau dihasilkan dari perilaku Saving Habit sebelumnya.
Perlu menjadi perhatian bahwa tingkat saving di Indonesia menurut data Bank Dunia pada tahun 2017 saving ratio di Indonesia masih rendah sekitar 30,87% dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto ) jauh lebih rendah dari pada Singapura dan China telah mencapai 49% sebagaimana data Bank Dunia. Pada tahun 2019 Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian dalam program Simpanan Pelajar ( Simple) Day mengajak anak – anak khususnya pelajar untuk berkontribusi dalam kegiatan menabung. Rendahnya saving ratio di Indonesia menimbulkan ketergantungan pada dana asing dan membentuk pola perilaku konsumtif masyarakat.
Menurut Aprilia & hartoyo (2013 :73) perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor faktor sosiologis didalam kehidupannya yang ditunjukkan untuk mengkonsumsi secara berlebihan atau pemborosan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan. Menurut data konsumsi masyarakat masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik pengeluaran konsumsi rumah tangga (RT) pada 2018 mencapai 8.269,8 triliun atau sebesar 55,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) menurut harga berlaku Rp 14.837,4 triliun.
Sebagai bentuk kepedulian kami atas fenomena tersebut, kami melakukan “Program Edukasi dan Pelatihan Saving Habit pada Anak – Anak Usia Dini Untuk Menghindari Perilaku Konsumtif Di Masa Depan” dengan sasaran kegiatan anak – anak didik pada Bimbingan Belajar Excellent dengan rentang usia 6 sampai 12 tahun atau pada masa sekolah taman kanak – kanak hingga sekolah dasar, dengan undangan acara atau audiens saat pelaksanaan akan dihadiri sekitar 30 – 35 orang anak didik. Mereka adalah anak didik dari Bimbingan Belajar Excellent dengan berbagai tingkat kelas dan usia yang berbeda, berbeda tempat sekolah, lingkungan dengan latar belakang tidak sama menjadikan ketertarikan tersendiri bagi pelaksana dalam program edukasi dan pelatihan tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2021 oleh kelompok pengabdian (Mahasiswa) kepada Masyarakat Universitas Pamulang yang di ketuai oleh Beni agung, dengan beranggotakan Hesti nuraeni, Manda ari maylanti, putri iva nabila, dan yeni prastika, serta didampingi oleh Dosen Universitas Pamulang yaitu Asih Handayani, S.E., M.Ak.
Tujuan Program
- Program kegiatan ini bertujuan antara lain untuk :
- Mengenalkan, Mengedukasi dan Melatih anak - anak kepada kegiatan menabung atau saving habit sejak usia dini.
- Diharapkan dengan kebiasaan menabung anak – anak akan membentuk karakter dan sifat terbiasa mengeluarkan dana/ uang sesuai dengan kebutuhan sehingga mengurangi perilaku konsumtif dimasa remaja dan dewasa.
Manfaat program
Dari program edukasi dan pelatihan saving habit ini kami sebagai pelaksana mengharapkan salah satunya anak terbiasa menyisihkan, menyimpan uang mereka dalam waktu tertentu dan hanya dikeluarkan pada saat – saat dibutuhkan. Secara tidak langsung Saving Habit ini akan membentuk kebiasaan baru dan terus menerus sampai mereka dewasa sehingga mereka diharapkan akan terhindar dari perilaku konsumtif.
Kesimpulan
Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan saving habit terhadap anak usia dini merupakan salah satu cara yang efektif, karena dapat dilihat dari hantusias mereka setelah acara selesai anak - anak bercerita bahwa mereka dirumah sudah mulai menabung.
Selama kegiatan berlangsung, anak – anak pun cukup memberikan respon yang cukup baik dan tanggap dengan apa yang telah kita sampaikan dan berikan. Kami pun disitu belajar bahwa kita harus bisa menyesuaikan diri dengan anak – anak agar mereka merasa nyaman dengan kami, baik dengan cara memberikan bingkisan yang menjadikan hati anak – anak merasa senang.