Dampak tidak langsung akan terasa ketika perang dagang Amerika dan Cina betul-betul terjadi. Â Ada banyak dampak yang kemungkinan yang akan muncul, seperti kawasan industri Cina yang berkembang pesat mungkin akan goyah, mungkin akan berakibat terjadi relokasi pabrik perusahaan yang menghasilkan produk high tech ke negara-negara lain seperti Vietnam dan Indonesia guna menghindari sikap diskriminasi Amerika terhadap produk-produk dari Cina. Membanjirnya produk-produk Cina ke Indonesia juga harus diantisipasi.Â
Kesulitan Cina menembus pasar Amerika bisa jadi menyebabkan produk-produk itu akan membanjiri Asia Tenggara, yang mana pada akhirnya akan mempengaruhi harga pasar dalam negeri dan berefek memukul manufaktur lokal karena kalah bersaing harga. Â Mau tidak mau pada akhirnya pemerintah Indonesia juga harus mengambil sikap melindungi manufaktur dalam negeri.
Trump sepertinya ingin menghancurkan Cina, Vietnam, dan Malaysia sebagai poros pertumbuhan ekonomi Asia  yang bersandarkan pada ekspor sektor manufaktur.  Belum bisa diketahui bagaimana dampaknya terhadap sektor Properti, Jasa, dan Pariwisata di Indonesia yang mana Donald Trump melalui perusahaan yang dimilikinya adalah salah satu pelakunya di Indonesia. Satu lagi yang harus diwaspadai adalah kebijakan Trump tentang pembatasan eksplorasi pertambangan batu bara serta pengeboran minyak dan gas alam.  Kebijakan Amerika tentang energi dan sumber daya mineral, seperti yang telah dipahami oleh banyak pihak, selalu terkait dengan politik dan militer. Kebijakan Trump itu bisa jadi bermakna bahwa akan ada konflik baru karena kepentingan energi dan mineral guna mendukung pertumbuhan manufaktur di Amerika.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H