Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Semoga Menjadi Betul-betul Kabinet Kerja

27 Juli 2016   23:21 Diperbarui: 28 Juli 2016   09:12 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegeraman banyak pihak atas kinerja Kabinet Jokowi-JK yang lebih banyak bikin gegernya ketimbang prestasi kerja maka terjawab sudah.  Biang gaduh tersingkirkan, karena yang kita butuhkan saat ini bukan cuma sikap nasionalisme, tetapi juga kerja nyata kerja keras dan memperlihatkan kemajuan, serta tentu saja perekonomian kita harus berkembang cepat agar angka pengangguran di dalam negeri tidak bertambah besar.

Saya mengapresiasi pilihan Presiden Jokowi menarik empat menteri yang cenderung controversial namun tidak terlihat mampu menguraikan simpul-simpul permasalahan di bidangnya masing-masing.

Menko Kemaritiman RR sudah sewajarnya diganti karena seorang Menko berani bersilang pendapat secara terbuka dengan Wapres itu sungguh memalukan, seperti tidak mengerti tata krama kenegaraan.  Menteri ESDM yang berseberangan dengan Menko Kemaritiman juga sangat layak diganti.

Kementerian ESDM sangat banyak disorot sejak SS menjabat sebagai Menteri.  Secara idealisme SS boleh dibilang oke, tetapi beliau cenderung ceroboh dan sepertinya beliau tidak berdaya menghadapi lobi-lobi asing dalam mengambil kebijakan yang menguntungkan bagi Indonesia dari segala sisi. Gaduh Freeport, gaduh soal Blok Masela, dan belum lagi menambah tensi ketegangan antara Pemerintah dan DPR di saat-saat yang krusial bagi Kabinet Jokowi-JK adalah salah satu rapor merah bagi beliau.

Sudah seharusnya Kementerian ESDM dipegang oleh yang ahli dalam energy dan sumberdaya mineral, mengerti bagaimana menempatkan kepentingan nasional namun tetap menjaga hubungan kondusif dengan para investor asing yang bermain di dalam bidang itu. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa sangat banyak perusahaan multi nasional yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Lobi-lobi asing terkadang mengesampingkan harga diri kita sebagai bangsa, untuk menjaga hal ini yang menjadi seorang Menteri ESDM haruslah pintar bernegosiasi dengan para investor asing serta tetap menjaga harkat martabat kita sebagai bangsa yang merdeka, yang tidak mudah didikte oleh asing dalam bidang energy dan sumberdaya mineral.

Kementerian Perdagangan harus tetap dipantau secara seksama oleh Presiden Jokowi. Jangan sampai ganti menteri namun tidak pernah menuntaskan masalah ekspor-impor komoditas pertanian yang kerap membuat rakyat menjerit karena ulah kartel yang tidak mampu diatur oleh Kemendag.  Mudah-mudahan Mendag yang baru berani action, menindak kartel yang biasa bermain di balik tingginya harga daging di dalam negri, tingginya harga kedelai, gula, dan lain-lain padahal impor yang seharusnya menstabilkan harga justru malah membikin harga-harga di dalam negri semakin melambung.

Saya sedikit menyesalkan hilangnya Ignatius Jonan dari Kementerian Perhubungan.  Mudah-mudahan penggantinya nanti bisa lebih meningkatkan lagi kinerja menteri sebelumnya. Meneteri PAN RB sudah selayaknya diganti, beberapa kebijakan yang meresahkan semoga bisa diperbaiki penggantinya.

Masuknya Wiranto dan Sri Mulyani kedalam jajaran Kabinet Jokowi-JK semoga membawa angin segar, dengan segudang pengalaman yang mereka miliki semoga Presiden dan Wakil Presiden bisa merasa sedikit lebih lega, dan semoga segera terwujud kabinet kerja dan kerja!

******


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun