Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memanah Jantung Raja

27 Juli 2016   21:17 Diperbarui: 27 Juli 2016   21:21 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Haiku bukan, Gurindam juga bukan)

mata panahku

membidik mata angin

cerita negri

/

membidik jantung

raja bijak bestari

mengetuk hati

/

raja nan bijak

sedap sajak dibaca

undang penyair

/

pena penyair

memupuk akar rumput

budaya tumbuh

/

tinggi budaya

seni boleh dipandang

hiasan negri

/

penyair besar

boleh naik ke balai

bertemu raja

/

raja bersajak

tetamu tepuk tangan

banggalah negri

/

menjolok jambu

kasut riuh berbunyi

tak boleh buah

/

marwah dijunjung

perangai tak dijaga

belacan angit

/

menyanyah lidah

sengit perangai diri

laut tak dalam

/

seburuk kasa

bila membalut luka

tetap di hati

/

raja nan bijak

marwah dijunjung tinggi

anggrek yang harum

/

dengan ulama

menyejuk hati rakyat

mufakat raja

/

mufakat raja

dengan rohaniawan

bersatu rasa

/

mufakat raja

dengan cendikiawan

negri ‘kan maju

/

mufakat raja

mengangkat sastra negri

bijak lestari

/

mufakat raja

dengan para ahlinya

kebun berpagar

/

menjaga mata

agar tidak maksiat

terjaga hati

/

jaga telinga

agar tak mudah lalai

berita bohong

/

menjaga lidah

agar tak menyakiti

selamat badan

/

menjaga janji

agar tak berlaku zholim

tanda amanah

/

menjaga tangan

agar tak berkhianat

tandanya jujur

/

menjaga langkah

paham kehendak rakyat

raja yang adil

/

kebersamaan

ringan dan berat beban

sama dijinjing

/

ingatlah bumi

saat mendongak langit

tempat berpijak

***********

Batam, 2016

Sumber Ilustrasi:

http://g02.a.alicdn.com/kf/HTB1U.4JKFXXXXb4XFXXq6xXFXXXs/Yang-khusus-Mini-busur-anak-handmade-menggunakan-lampu-kuning-Hungary-busur-berburu-memanah-15lbs-6-panah.jpg


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun