Engkau seorang tukang kayu, Â pengembara yang tak lelah berjalan
aku mengejarmu di banyak kota dan aku selalu datang terlambat
dan aku tak pernah berjumpa denganmu, tahun-tahun pun berlalu
kukumpulkan butiran kata-katamu yang berserak di sepanjang jalan
Kukumpulkan ia huruf demi huruf, mengejanya dan merangkainya
kata demi kata, hingga beratus ribu lembar kertas catatan tersusun
dari hal itu kubangun sebuah rumah, tanpa daun pintu dan jendela
aku menunggumu guna mendapat petunjuk membuat kedua hal itu
Aku berdiri di gerbang batas kota, mencari kabar berita tentangmu
kepada tiap pengembara yang berlalu-lalang kutanya perihal dirimu
mereka menggelengkan  kepalanya, karena tidak mengenal namamu
O Pengembara, tukang kayu yang mengenal segala serat kekayuan
petualang sunyi, pengembara tak ternama, pengelana lintas batas
aku mohon petunjukmu membuat pintu-pintu dan jendela rumahku!
******
Batam, 2016.
Sumber Ilustrasi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H