Aku tengah berjalan, tersesat di tengah lebatnya rimba belantara
tiada petunjuk bagiku, tak tahu ke mana arah yang tengah kutuju
tiada juga matahari tempat diri membaca arah dan mengira waktu
tiada jalan setapak, jejak bekas para pelintas pernah berlalu-lalang
Aku tak dapat melihat jalanku, baik serupa wujud ataupun samar
tetapi engkau ada, karena aku tengah berada di dalam rimbamu
ini mata melihat tapi hanya melihat jalanan sejengkal yang gelap
ini telinga lempung tak mendengar, tapi hati mendengar suaramu
Katakanlah, bila ketersesatan ini karena cinta, o malangnya nasib
belantara tak berbatas, langit tak beratap, laut luas tiada berpantai
bila ini karena bingung maka bukalah mata hati agar bisa tertuntun
O Pemilik Segala Rimba, panggil aku ke arah tempat asal kuberada
panggil aku ke arah tempat asal suara bermula, meski terjal sungguh
kutempuh jua, tak ingin aku mati sia-sia tersesat di dalam rimbamu!
******
Batam, 2016.
Ilustrasi: Hutan Rimba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H