Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Bulan Mei

3 Mei 2016   13:19 Diperbarui: 3 Mei 2016   17:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

takdir basah di bulan Mei, tangisan awan lebam menyapa 

mendung tebal di langit, suara petir dan guruh bersahutan 

hujan lebat menyiram bumi, memercik kaca jendela kusam 

engkau menatapnya, begitu mendalam, mata berkaca-kaca 

hujan lebat berjatuhan,  angin bulan Mei bising bertandang 

lekat dan dalam tatapanmu pada butir-butir tangisan awan 

gemeretak suara hujan seakan-akan menyihirmu, mematung 

kau, rindu bumi lepas dari tindas kemarau yang membakar 

hujan membuka pintu kenangan yang lama terkunci rapat 

percikannya di kaca seakan bercerita kepada kusen jendela 

tentang ketabahan hati laut, tentang sunyimu di dalamnya 

menatapmu, aku bagaikan camar yang menduga-duga laut

mereka-reka letak pantainya, meraba-raba kedalamannya

menduga gejolak arus bawah yang bergolak di palungnya

*****

Batam, 2016

Ilustrasi: rain love

Sumber Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun