Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gegara Ahok, Si Culun Terjun dari Pohon Petai

10 April 2016   01:51 Diperbarui: 10 April 2016   02:24 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si Culun terlihat bingung. Entah apa yang sedang ada dipikirannya. Melihat banyak orang yang mendesaknya agar berani menepati janjinya, akhirnya dia jadi bingung sendiri. Dulu dia pernah berjanji akan memotong burungnya kalau Ahok bisa menang, tapi dia takut melakukannya. Juga dia pernah berjanji akan terjun dari pohon petai kalau Ahok bisa menang melawan si pengemplang pajak.

Tiba-tiba Culun berlari menuju ke pohon petai raksasa yang ada di ujung jalan desa.  Bagai monyet ketakutan dengan cepatnya Culun berhasil memanjat pohon petai itu hingga ke cabangnya yang terbesar. “Ahok Ahok matilah kau,” ujarnya sambil mengambil ancang-ancang mau terjun dari ketinggian 8 meter.

Tiba-tiba Pak Kades berteriak. Katanya:”hai tolol, ngapain lo mau bunuh diri?”

Culun cuma diam saja, matanya menatap marah kepada Pak Kades. “Hai Culun bin tolol, makanya kalau ngomong mbok dipikir-pikir dulu.”

Tiba-tiba Culun nekad melompat. Pikirnya dia telah mati. Eh ternyata tubuhnya ketahan jaring yang sengaja dipersiapkan. Tubuhnya seperti monyet masuk perangkap jaring, tergulung bersama jaring.  Satu per satu semua yang hadir undur diri meninggalkannya sendirian berada dalam jaring di bawah pohon petai.

******    

 

Sumber Ilustrasi:

https://i.ytimg.com/vi/Hb9-d_SJ2xE/hqdefault.jpg

[caption caption="Sumber Ilustrasi: https://i.ytimg.com/vi/Hb9-d_SJ2xE/hqdefault.jpg"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun