(mengenang Chairil Anwar)
Dia penyair, terbaring di Pemakaman Karet yang sepi
di ruangan gelap yang tak bertepi, di alam penantian
tiada lagi cerita tentang Dara, ataupun yang lainnya
sendiri di laut sunyi, senyap, lautan diam mati ombak
Aku berjalan menyisir semenanjung, mengenangmu
kubaca sekali lagi dan lagi, “Senja di Pelabuhan Kecil”
engkau tidak bergerak, tanah airku yang tidur panjang
hilang ombak, terbaring sendiri di pemakaman sunyi
Dai penyair, terbaring di Pemakaman Karet yang sepi
kata-katanya berserak di semenanjung ini, serupa buih
serupa serpihan pasir putih yang merekam jejak lautan
Kuhitung dan kuhitung lagi jasa-jasamu, tiada terkira
kata-katamu tetap hidup, puisi-puisimu terus dikenang
serupa gadis, menginspirasi terciptanya ribuan puisi!
*******
Batam, 2016
Sumber Ilustrasi:
[caption caption="Sumber Ilustrasi: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTZAOy1KVLVPluBiLBaBax4Laxu2r8jcumo11eH7QvRY5I5bit1"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H