Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesalahan Ahok Cuma Satu, Berani Membuka Borok Parpol ke Publik

10 Maret 2016   19:28 Diperbarui: 15 Maret 2016   23:52 8811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keputusan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok memilih jalur independen untuk Pilgub DKI 2017 di satu sisi dinilai sebagai deparpolisasi  atau meniadakan peran Parpol dalam proses perekrutan calon pemimpin (calon gubernur DKI), dan pada sisi lain dapat dinilai sebagai delegitimasi atau sikap rasa kurang percaya terhadap Parpol.  Dari sudut pandang orang Parpol hal ini dinilai sebagai Deparpolisasi, sedangkan dari sudut pandang masyarakat yang selama ini kurang puas dengan kinerja Parpol cenderung menyebutnya sebagai delegitimasi Parpol.

Para petinggi Parpol sebaiknya koreksi diri, dukungan dari masyarakat luas atas fenomena delegitimasi atau deparpolisasi yang terjadi di jakarta ada akar sebabnya. Stigma ini terbentuk melalui proses, tidak muncul secara tiba-tiba. Rakyat merekam dalam pikirannya dari waktu ke waktu bagaimana ulah para politisi rente, politisi korup di seluruh republik ini menjarah harta rakyat, mengakali-akali rakyat, serta perilaku manipulatif dan koruptif lainnya.  

Jalur independen adalah saluran yang pas bagi ketidak-puasan rakyat atas kinerja Parpol. Aspirasi disalurkan dengan cara yang benar, cara yang dilindungi oleh undang-undang. Belajarlah dari banyak kasus yang pernah terjadi di banyak negara yang otoriter atau milteristik dimana parpol tidak berperan sebagaimana mestinya. Jalur independen adalah solusi terbaik dalam sistim demokrasi guna menyalurkan aspirasi ketidak-puasan masyarakat atas kinerja Parpol.  Dalam kasus jalur independen sebagai pilihan Ahok untuk Pilgub DKI 2017 secara sederhana dapat dimaknai bahwa ada aturan atau mekanisme Parpol yang kurang pas dalam kaitannya dengan sistim perekrutan kader atau calon pemimpin untuk suatu hajatan pesta demokrasi, Pilgub DKI 2017.

Sikap Ahok ini bukan hanya kritik bagi PDIP tetapi juga bagi Parpol lainnya yang masih menganut sistim politik dagang sapi. Parpol butuh orang-orang terbaik untuk memperkuat legitimasinya. Melalui mekanisme perekrutan yang baik maka akan muncullah para pemimpin sekaligus kader yang baik bagi Parpol itu sendiri, bagi masyarakat, dan bagi bangsa dan negara ini. Kader atau calon kader yang potensial bagi Parpol bisa muncul dari mana saja. Kenapa kader-kader terbaik partai bisa hengkang atau undur diri? Karena ada kelemahan dalam  sistim di internal Parpol yang perlu diperbaiki.  Seharusnya Parpol berterima kasih kepada Ahok, bukan malah menghujatnya!

Dukungan luas dari masyarakat terhadap langkah-langkah Ahok juga harus dicermati oleh Parpol. Kenapa masyarakat begitu antusias menyambut seorang calon independen? Mungkin karena rasa ketidak-puasan telah melebar begitu rupa. Mungkin juga karena masyarakat banyak merasakan langsung akibat buruknya kinerja Parpol. Seharusnya Parpol lebih mengerti bagaimana keinginan atau kebutuhan konstituennya. Kinerja parpol di Indonesia masih harus ditingkatkan. Karena makna demokrasi bukanlah semata melibatkan masyarakat pada saat dibutuhkan kehadirannya di TPS. Lebih jauh lagi jakni, bagaimana  mewujudkan suara Parpol sebagai  suara rakyat, bukan suara-suara yang mengakali –akali atau mengkhianati rakyat!

Untuk membenahi Jakarta tidak hanya butuh dukungan kuat dari Parpol. Tetapi juga butuh seorang pemimpin yang tegas, berani, jujur, serta mampu pula menterjemahan peran Parpol dalam menggerakan roda pembangunan.  Seorang Gubernur atau anggota DPRD  adalah sosok atau citra parpol yang langsung berhadapan dengan masyakat. Bila citra DPRD buruk dan Gubernurnya bentrok melulu dengan mitranya di lembaga legislatif yang tak ubahnya seperti sarang penyamun, apakah salah lantas muncul pemikiran dari warga DKI yang peduli dengan kemajuan Jakarta membangun perlawanan terhadap penyamun-penyamun berdasi itu?

Suara rakyat  dalam hal ini adalah suara hati nurani . Hanya mereka yang telah kehilangan hati nuraninya yang membaca kasus ini sebagai suatu hal yang bersifat destruktif bagi perkembangan demokrasi di Indonesia umumnya, di Jakarta pada khususnya.  Kesalahan Ahok selama ini cuma satu, berani membuka borok Parpol di DKI ke publik. Karena itu dia selalu dimusuhi oleh kalangan politisi busuk dan antek-anteknya. Bahkan berusaha menjegalnya agar tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dengan segala cara.

******

Sumber Ilustrasi:

https://assets.kompas.com/data/photo/2015/09/08/105538020150902-132808780x390.JPG

 [caption caption="Sumber Ilustrasi: https://assets.kompas.com/data/photo/2015/09/08/105538020150902-132808780x390.JPG"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun