usia memaknai hidup kita laksana sebuah pohon anggur
dedaunnya tampak hijau, dan akhirnya pucuk menguning
batangnya tak lagi menjalar, tunas baru tak lagi tumbuh
dan akar tak lagi berfungsi, perlahan tapi pasti, akan mati
Â
hidup, tangisan pertama hingga hembusan nafas terakhir
waktu yang bergulir, bagai ia yang tumbuh dan berbuah
suka duka hidup bagaikan dedaunnya yang silih berganti
bagai buahnya, hidup adalah manfaat diri kita bagi sesama
Â
dalam hidupmu dan juga hidupku, buahnya bergelantung
tangkainya melengkung menahan beban sepanjang hayat
ia yang masak jatuh sendiri ke bumi, menemui takdirnya
Â
jadilah seperti pohonan anggur: merindang, berbuah lebat
dari seluruh hidup, hanya manfaat diri yang akan dikenang
bagai jasa bebuahnya, mendatangkan manfaat bagi sesama!
Â
******
Batam, 2016.
[caption caption="Laksana Pohon Anggur"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H