Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Soneta untuk Sebuah Nama

3 Maret 2016   23:13 Diperbarui: 4 Maret 2016   00:31 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkau laksana pepohonan besar di rimba belantara

rambutmu, akar serabut yang berproses berabad-abad

urat nadi yang mengenal takdir kekayuan, alur-alurnya

gurat-gurat jiwa yang ditempa oleh hujan dan panas

 

Kisah awan dan angin yang tercatat di langit kenangku

sesat anak siamang di sela-sela rimbun pepohonan tua

cahaya mata pungguk yang menyorot ke langit malam

di sana hidup bayang-bayang yang menyatu di jiwaku

 

Kau bangkitkan rasa lewat mekar bunga di awal musim

bebuah masak yang jatuh sendiri, melahirkan kecambah

meninggi dan terus meninggi, membesar, dan menaungi

 

Kudapati sangkar lebah di antara cabang dan rantingnya

kusentuh tubuhmu, nikmat manis madu dari sarangnya

sari pati bebunga liar yang tumbuh di hutan perawan!

 

*****

Batam, 2016.

[caption caption="Sumber Ilustrasi: bp.blogspot.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun