Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Puisi) Ia Seorang Anak, Namanya Kapeka

18 Februari 2016   13:20 Diperbarui: 18 Februari 2016   13:50 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber Ilustrasi: http://images.detik.comw=780&q=90"][/caption]Ia seorang anak berumur belasan tahun, namanya Kapeka

dalam usianya yang sangat muda ia menghadapi banyak cobaan

ia lahir dari rahim seorang ibu yang terpaksa harus melahirkannya

ia tiada lagi berbapak karena bapaknya tewas tergilas perubahan

 

Ia seorang anak berumur belasan tahun, namanya Kapeka

ia punya paman namun pamannya itu berlaku kejam kepadanya

tak terhitung seberapa banyak kekejaman yang telah dialaminya

namun anehnya pamannya itu mengaku sangat mencintainya

 

Ia seorang anak berumur belasan tahun, namanya Kapeka

banyak yang memusuhinya namun lebih banyak lagi temannya

tajam pendengarannya, mampu menembus sekat dinding-dinding

jeli matanya melihat sesiapa yang jahat dan berlaku curang

 

Ia seorang anak berumur belasan tahun, namanya Kapeka

ia punya kelebihan; menyelidik, menyidik, dan menuntut

banyak maling sakti yang telah tertangkap tangan olehnya 

dan banyak juga tikus-tikus curut yang berhasil dijeratnya

 

Ia seorang anak berumur belasan tahun, namanya Kapeka

kini ia tengah dalam bahaya karena maling-maling bersekongkol

akan mengebiri kelamin yang menjadi sumber kesaktiannya

akan menggundulinya karena ia telah membuat malu mereka

 

*****

Batam, 2016.

 

Sumber Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun