Setelah menjalani dua kali pra rekonstruksi sebelum Jessica ditetapkan jadi tersangka, pada Minggu (07/02/16) penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pertama kali menggelar rekonstruksi kejadian. Salah satu kunci untuk mengungkap kasus pembunuhan Mirna adalah dengan dilakukan rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP).
Rekonstruksi digelar dalam dua versi, yakni versi berdasarkan pengakuan Jessica dan versi berdasarkan temuan penyidik yang didapat dari fakta-fakta lapangan. Rokonstruksi versi pertama memperagakan 56 adegan dan versi kedua memperagakan 65 adegan.
Jessica menolak rekonstruksi versi kedua. Jessica menolak adegan menuangkan racun, dan juga menolak keterangan salah satu karyawan kafe yang menyatakan Jessica pernah berkata:”dicampur apa kopinya”. Rekonstruksi versi kedua ini dibangun berdasar keterangan saksi-saksi dan apa yang terlihat dalam rekaman CCTV.
Terlihat bahwa misteri besar kasus ini masih berputar pada masalah ‘siapa pelaku dan di mana racun dimasukkan ke dalam gelas’. Penyidik berkeyakinan bahwa Jessica lah pelakunya, dan racun dimasukkan ketika minuman dalam penguasaan Jessica. Sementara Jessica sendiri menyangkal telah meracuni Mirna. Tidak ada penjelasan dari pihak Jessica apa yang tengah dilakukan Jessica dengan gerakan-gerakan yang mencurigakan, yang terlihat dalam rekaman CCTV.
Penyidik berkesimpulan bahwa Jessica lah pelaku yang memasukkan racun sianida ke dalam gelas kopi yang diminum Mirna. Jadi tereliminasi sudah kemungkinan racun itu dimasukkan ketika dalam proses pembuatannya di dapur atau ketika dibawa dari dapur ke meja nomor 54. Cara-cara bagaimana mengeliminasi dua kemungkinan di atas sepenuhnya rahasia penyidik. Jadi kesimpulannya racun dimasukkan ke dalam gelas kopi saat minuman telah berada di atas meja nomor 54, dan ketika racun dimasukkan hanya ada Jessica sendiri di tempat serta tidak ada saksi yang melihat langsung kejadian.
Kepastian jenis dan bentuk racun sianida yang dipergunakan sebagai alat pembunuh bisa jadi pendudukung atau penyangkal kesimpulan ini. Sebaran konsentrasi racun di dalam gelas, waktu larut racun dalam bentuk cairan atau kristal atau tablet jelas berbeda dan ini berpengaruh pada sebaran racun di dalam gelas. Mirna menenggak minuman itu memakai pipet, dan racun beraksi dengan cepat.
Ujung pipet sangat dekat dengan dasar gelas, dan karena berat jenis racun lebih besar dari berat jenis larutan kopi campur susu dan es batu maka racun cenderung mengendap di dasar gelas dan tersedot dalam jumlah yang banyak sehingga reaksinya pun sangat cepat. Kesaksian dokter Joshua dari klinik Damayanti sebagai saksi ahli yang pertama kali melihat langsung kondisi Mirna akan menjadi begitu penting dan tidak boleh diabaikan.
*****
Sumber Ilustrasi:
https://assets.kompas.com/data/photo/2016/01/31/0707210jessica2780x390.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H