kudengar bisik-bisik orang yang tengah mabuk dunia
mabuk pujian dan sanjungan, dan mabuk-mabuk lainnya
mereka mengucapkan belas kasihannya pada puisi-puisi
yang ditulis oleh penyair yang tengah dalam sunyinya
dengarlah, ketika tembok di sekelilingmu mengeras
ketika telinga dan mata penguasa ada di mana-mana
masih ada yang tak mampu dibungkamnya
dan sulit dibunuhnya dengan kesewenang-wenangan
puisi, buah renung penyair tentang dunia sekitarnya
tentang apa yang ia lihat, dengar, dan yang dirasakannya
kata-katanya menembus dinding tembok yang tebal
menusuk ke jantung penguasa tanpa disadarinya
bergulirlah banyak jenis kata mengisi banyak sanubari
memantik api dalam dada mereka yang wajahnya tertunduk
lalu berjalanlah kata-kata itu mendatangi rumah-rumah
memanggil dan mengetuk hati, membangkitkan kata-katamu
penyair tak butuh tepuk tangan riuh atau beribu pujian
ia hanya melafalkan kata seperti melepaskan ikan-ikan
seperti menanam pepohon buah-buahan yang bermanfaat
yang hasil dan buahnya belum tentu dapat ia rasakan
lalu manusia aneh kah penyair itu menurutmu?
ya penyair adalah makhluk aneh ditengah suka citamu
ia hanya penggores kata-kata, mungkin sebuah igauan
mungkin juga sebuah kecengengan dalam benak pikirmu
namun lihatlah kata-katanya yang berjalan seperti air
sesuatu yang tak dapat dibendung ketika telah berlimpah
kata-katanya membakar, mengisi ruang kosong di sekitarmu
engkau butuh api, maka penyair menyalakannya untukmu!
Â
******
 Batam, 2016
Â