Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenthirer Dodol Kepingin Jadi Menteri

30 Desember 2015   05:05 Diperbarui: 30 Desember 2015   11:08 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ssstt…ada bocoran dari Pak Dhe Salawi…Menteri yang raportnya merah bakalan diganti. Hiik…ada peluang!” ujarnya girang, Kenthirer Dodol menceritakan kabar baik itu kepada Kenthirer Panjul dan Peang.

Keduanya bengong, tidak biasanya Kenthirer Dodol begitu bersemangat.  “Memangnya peluang buat siapa, dol?” tanya Kenthirer Panjul. “Yaah buat ane bro,” jawab Kentiherer Dodol.

“Kenthirer Dodol pingin jadi Menteri? Hahahaha…emangnya gampang jadi menteri? Berkaca bro…berkaca.  Jadi petugas DaPuR saja nggak becus…boro-boro diserahin tanggung jawab menjadi Menteri!?” kata Kenthirer Panjul.

“Heiit…nanti dulu! Jelek-jelek begini gue pernah jadi mantri suntik, bro. Ane tahu mana bagian mana yang sakit yang perlu disuntik vitamin,” kata Kenthirer Dodol. “Busyeet!” sergah Kenthirer Peang, “ memangnya mengurus negara seperti mengurus sapi?” ujarnya kemudian.

“Sabar bro sabar…gimana kalau kita sowan ke Eyang Habul di Gunung Sindur?” ujar Kenthirer Dodol, mengajak kedua temannya pergi meminta petunjuk ke dukun sakti di Gunung Sindur.

*****

Keesok harinya, trio kenthir itu pergi ke Gunung Sindur. Sesampainya di sana mereka langsung menemui Eyang Habul yang tengah semedi di bawah pohon beringin.  “Eyang…ada berita bagus nih,” ujar Kenthirer Dodol.

Eyang Habul tetap bersemedi, tak menghiraukan kehadiran ketiganya. Kenthirer Dodol yang panjang akalnya tahu persis kelemahan Eyang Habul. “Eyang…artis NM ketangkap polisi di kamar hotel!” ujarnya, melihat reaksi Eyang Habul.

“Haiyyaa..kapan itu, cucuku?” sahut Eyang Habul, tiba-tiba menghentikan semedinya. Kenthirer Dodol tertawa geli. “Makanya jangan semedi melulu…lihat nih koran, ada foto-fotonya,” Kenthirer Dodol menunjukan koran kucel dari tempatnya berdiri, koran gosip selebriti yang sengaja dibawanya untuk membujuk Eyang Habul.  Kakek tua itu bergegas menghampiri Kenthirer Dodol.  Dengan cepat tangannya menyambar koran lama yang memberitakan kabar tertangkapnya artis NM di sebuah hotel.

“Eyang, cucu mau minta tolong nih,” kata Kenthirer Dodol. Eyang Habul mengangguk, sambil matanya terus memelototi foto tubuh artis yang dimuat di koran yang tengah dipegangnya.

“Eyang tahu maksud cucu,” ujarnya, tiba-tiba. Sambil melipat koran itu dan menyimpannya ke dalam saku celana. Ketiga trio kenthir itu maklum, orang sakti seperti Eyang Habul pasti mampu membaca niat kehadiran mereka. “Tapi ada syaratnya,” kata Eyang Habul.

“Apa syaratnya, Eyang?” tanya Kenthirer Dodol.

“Sepasang tanduk banteng, sepasang kaki sapi, dan sekeranjang bunga matahari,” Eyang Habul menyebutkan syarat-syarat yang dimintanya.

“Waah sulit banget tuh syaratnya, Eyang. Boleh ditawar nggak?” kata Kenthirer Panjul.  Eyang Habul menatap wajah ketiganya dengan sorot mata yang tajam.

“Tidak bisa, kalau tidak sanggup ya silakan pulang,” tegas Eyang Habul.

Kenthirer Peang membisikan sesuatu ke telinga Kenthirer Panjul. “ Bagaimana kalau kita buat perjanjian, Eyang.  Kalau Eyang berhasil membantu temanku Kenthirer Dodol  meraih jabatan menteri ada kado khusus untuk Eyang, menginap tiga hari tiga malam bersama artis papan atas,” kata Kenthirer Panjul, mengikuti saran yang tadi dibisikan Kenthirer Peang.

“Sontoloyo! Jangan main-main sama ya, ini Eyang Habul super sakti!  Siapa yang berani menganggap enteng kemampuanku?” ujarnya, sedikit berang karena merasa diremehkan.  

“Aha Eyang Habul super cabul, kalau memang sakti coba tebak berapa jumlah menteri yang bakalan direshuffle?” Kenthirer Dodol ikutan memanas-manasi Eyang Habul.

Kakek aneh itu langsung mengambil sikap semedi, mulutnya terlihat komat-komat membacakan mantera. “…pasnabung pasnatak, kepala gundul dijitak-jitak, dedemit tuyul kepala botak…bawalah kabar barang sejenak,” Eyang Habul membacakan manteranya, berulang-ulang.

Bleepp! Tiba-tiba muncul dedemit gundul dari dalam kepulan asap yang entah dari mana datangnya.  “Ada lima!” katanya, langsung menjawab.

Ketiga trio kenthir itu saling pandang dan merasa takjub. “Saya kepingin jadi menteri,” kata Kentirer Dodol. “ Bagaimana caranya?” lanjutnya kemudian.

“Ho ho ho ho…wani piro?” jawab dedemit itu.

Kenthirer Dodol menggaruk-garuk kepala, ujarnya: “Hey tuyul mbak yul…hari gini masih korupsi dan terima sogok? Apa kata dunia!”.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun