“adik bukan seperti pungguk yang merindukan bulan,”
“sebetulnya apa yang adik pikirkan?” si lelaki cemburu
si wanita tak menjawab, matanya menerawang ke bulan
terdengar suara musik dangdut di warung remang-remang
beberapa laki-laki tertawa terbahak-bahak sambil berjoget
entah berapa banyak botol kosong bekas bir yang tergeletak
dua wanita muda menemani mereka menghabiskan malam
“kang, izinkan adik bekerja di warung minuman pak Sutija,”
“apa? adik mau bekerja di warung tempat lelaki mabuk itu?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!