Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepenggal Masa

14 Desember 2015   00:07 Diperbarui: 4 April 2017   18:05 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

birunya langit

kulihat awan berarak

menghias hari

ke mana kah perginya

burung-burung berlalu

 

hening terasa

kuhitung detak waktu

sepenggal masa

silam menuju depan

hidup seperti sungai

 

bergetar ranting

daun kuning melayang

mengikut angin

awan putih berlalu

kutitip salam rindu

 

sayup kudengar

suara kumandang azan

ashar t’lah tiba

senja rekah perlahan

waktu berlalu kencang

 

bersama awan

bayang menuju bukit

mentari luruh

tahun akan berlalu

kurenung makna waktu

 

lincahnya capung

hinggap di tangkai bunga

berayun senja

kupu-kupu melintas

mata menatap langit

 

sinar mentari

energi kehidupan

anugrah hari

kuhela nafas panjang

menyatu dengan alam

 

duduk merenung

menatap cakrawala

serasa debu

senja hari berlalu

luruh di ujung laut

 

*******

Batam, 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun